Lihat ke Halaman Asli

Seni dan Menabung

Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MEMASUKKAN suatu ide  ke kepala orang lain memang dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Citibank, salah satu lembaga keuangan besar  ingin memasukkan ide mengenai perencanaan keuangan dini kepada anak-anak. Ide yang hendak ditanamkan kepada anak-anak sekolah dasar sebenarnya sederhana: mengajarkan mereka menabung sebagai bagian dari pendidikan perencanaan keuangan. Caranya ? Melalui pementasan teater dengan lakon seorang dewi penolong dan penasihat masalah keuangan keluarga, mbak Agen Penny dan sahabatnya mas Will Power. Teaternya pun bukan sembarangan, tetapi Teater Koma yang sudah banyak makan asam garam di dunia seni. Teater Koma  berpentas dari SD ke SD di Jakarta dengan membawakan lakon mbak Agen Penny dalam beberapa babak. Pada salah satu babak, si mbak Penny menyadarkan anak SD yang terkena bujuk rayu teman lain untuk membeli sepatu keren berharga mahal . "Lebih baik membeli sepatu yang biasa saja dengan harga lebih murah dan sisa  uangnya ditabung," kata mbak Penny.  Kalimat seperti itu memang mudah dicerna oleh anak-anak SD. Akan tetapi, dalam pementasan itu ada pula kalimat-kalimat "berat" yang mungkin sulit dicerna alam pikiran bocah-bocah. Misalnya pembicaraan  mbak Penny soal  investasi. Walah....mungkin anak-anak itu mumet mendengar kata investasi, dividen, rekening atau bunga. Tapi, usaha ini merupakan upaya yang bagus karena memang pendidikan finansial diperlukan sejak kita muda hingga tua. Sayangnya, pelajaran ini tidak ada dikurikulum sekolah sehingga kebanyakan kita hanya dapat meraba-raba saja mengenai pengetahuan finansial ini. Sehingga tidak heran banyak pejabat, orang penting dan terkenal yang terjebak dalam investasi-investasi bodong. Tidak sedikit orang yang menandatangani akad kredit tanpa mengetahui berapa tingkat suku bunga yang dikenakan kepadanya. Masih banyak orang yang belum memiliki polis asuransi............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline