Lihat ke Halaman Asli

Johny Sompret

No messenger was install

Vaping Lebih Berbahaya, Antara Mitos dan Fakta

Diperbarui: 17 September 2019   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Dari awal perkembangan industri vape memang syarat dengan gejolak dan rintangan, dari mulai black campaign hingga regulasi yang membatasi peredaraan rokok elektrik. Regulasi masih bisa dimaklumi karena tujuannya mungkin demi kebaikan dan kemajuan, tapi kalau black campaign itu pembodohan publik.

Faktanya vape atau rokok elektrik itu memang menarik, dari beberapa penelitian dan kajian medis membuktikan bahwa vape mampu meminimalisir risiko dari beberapa zat kimia yang terdapat pada rokok konvensional. Belum lagi nuansa flavouring yang ditawarkan, beraneka jenis rasa dari makanan atau minuman dipadukan membuat vape menjadi lebih atraktif.

Hal ini mampu mengundang minat banyak orang terutama dari kalangan perokok konvensional yang mencari media/alternatif lain dalam menikmati nikotin. Daya tarik vape bahkan sampai ke telinga non smoker, termasuk anak-anak di bawah umur yang ingin sekedar mencoba menikmati sensasi flavour.

Industri vape yang prospektif dengan berbagai keunggulan membuat banyak pihak gerah. Terutama industri rokok konvensional yang mulai terusik eksistensinya, mereka berusaha mempertahankan status quo dengan segala cara.

Tak jarang kita sering disuguhi berita negatif seputar rokok elektrik dari media mainstream dengan narasi yang berlebihan. Bahkan ada juga unsur kesengajaan, artikel by demand yang menyudutkan industri vape sebagai bagian propaganda anti vaping. 

Isu kesehatan yang membahas bahaya rokok elektrik sering dijadikan amunisi yang ampuh untuk menyerang industri vape. Dari beberapa artikel yang sering saya temui, didominasi penyajian dan gambaran umum efek samping vape jika digunakan tanpa pengetahuan dan keahlian. Terkesan tendensius, hanya melihat vape dari sisi negatif tanpa melihat aspek manfaat dan kegunaan yang bisa diperoleh dari vape. 

Misalnya tulisan tentang efek penggunaan nikotin di dalam rokok elektrik, yang sebenernya ini juga ada pada rokok bakar. Dari judul yang dibuat, pembaca terlebih dahulu digiring ke sebuah sentimen negatif. Ternyata isinya tak lebih dari bahaya nikotin bagi tubuh jika dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan. Penekanan alur tulisan hanya fokus pada bahaya rokok elektrik, mengabaikan esensi nikotin yang juga ada pada produk tembakau lainnya. 

Berita terkait bahaya vape belakangan mencuat kembali, beberapa kasus remaja di Amerika yang terindikasi anak di bawah umur, harus melalui perawatan intensif akibat penggunaan vape. Warta itu dibuat seolah-olah vape secara umum menyebabkan iritasi paru-paru yg membuat penggunanya kesulitan bernafas akibat adanya peningkatan tekanan di dalam paru-paru. 

Judul berita pun digeneralisir, meskipun belum ada klarifikasi dari tim medis tentang jenis perangkat vape dan liquid yg digunakan. Sudah ada penggiringan opini di masyarakat awam, bahwa apapun bentuk dan jenis vape yang digunakan akan mengakibatkan disfungsi organ pernafasan seperti yang terjadi pada remaja tersebut. 

Sebagai pengguna vape saya sama sekali tidak menyangkal, berita itu memang benar adanya. Bahwa ada beberapa remaja yg terkena dampak negatif akibat penggunaan vape itu bukan isu belaka. Namun, saat berita itu diturunkan belum diketahui detail penyakit dan penyebabnya karena memang belum ada pernyataan resmi dan penyelidikan lanjutan dari pihak terkait. Terlalu dini membuat kesimpulan bahwa vape sebagai produk alternatif tembakau lebih berbahaya dibanding rokok konvensional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline