Lihat ke Halaman Asli

Garuda Merusak Barang Bawaan Team Utiket

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman luar biasa yang kami dapatkan saat hari raya Nyepi di Bali berakhir dengan pengalaman buruk bersama Garuda Indonesia. Kedatangan penerbangan kami dengan GA 225 di Yogyakarta, bagasi kami mengalami kerusakan parah tapi pihak Garuda diYogyakarta menolak untuk bertanggungjawab dalam kasus ini. Mereka bilang seandainya mereka dengan sengaja ataupun tidak merusak bagasi kami itu bukan merupakan tanggungjawab dari pihak Garuda. Saat di Bali, kami membeli 3 botol anggur khas Bali dan membawanya pulang ke Yogyakarta. Kami sudah mengemas anggur tersebut dengan rapi ke dalam dus dan menyelipkan beberapa pakaian di setiap sisi dengan maksud botol anggurnya tidak mudah pecah. Saat cek in di Bali kami sudah menyebutkan kalau kami membawa dus yang berisi anggur sehingga dus kami diberi stiker bertuliskan "Fragile" (mudah pecah) dan kami harus menandatangani sebuah berkas. Tiba di Jogja dusnya sudah jelas-jelas rusak. Rusak di semua sisi dus dan bagian bawah sudah basah. Di semua foto yang kami dan staff Garuda ambil pada saat berada di kantor Garuda menunjukkan kalau dus nya sudah terbuka. Satu botol arak sudah hancur dengan pecahan kaca berantakan dimana-mana dan sebagian besar pakaian kami basah dengan noda anggur. Pemandangan yang tidak enak dilihat. Gambar dus setibanya di Yogyakarta

Kami juga membawa sebuah gunting di dalam dus tersebut dan salah satu petugas Garuda bilang kalau itu tidak diijinkan saat pemeriksaan bagasi. Petugas itu tentu saja salah tapi ada yang aneh, kenapa dia memperhatikan gunting kami? Kemudian kami paham mengapa begitu ...

Garuda tidak mau bertanggungjawab

Mereka bilang kami seharusnya mengemas botol anggurnya di dalam boks kayu. Dan juga sepertinya apa yang kami tandatangani di Bali merupakan sebuah persetujuan dengan Garuda kalau Garuda tidak akan bertanggungjawab dengan segala kerusakan untuk barang pecah belah kami. Kamu tidak tahu apa yang petugas Garuda lakukan dengan barang bawaanmu, seperti bisa saja petugas Garuda melemparnya dari gedung ke dalam kolam renang yang kemudian mereka memberikannya kepada kamu dan hanya kata "ups maaf" yang kamu dapatkan tanpa pertanggungjawaban lebih dengan alasan kamu telah menandatangani berkas sebelum barang tersebut masuk kedalam proses check-in bagasi. Diskusi panjang terjadi saat kami menanyakan pertanggungjawaban dari pihak Garuda mengenai rusaknya dus kami yang berlabel Fragile yang berarti mudah pecah. Karena kami telah melalui proses yang benar. Dus tersebut tidak akan rusak jika mereka lebih berhati-hati dan mengerti dengan label fragile. Botol itu hanya bisa pecah kalau dusnya terjatuh, dan juga dusnya itu rusak di semua sisi dan sobek selama perjalanan. Kamu berharap Garuda bisa membawa bagasimu dengan aman khususnya bagasi mudah pecah. Jelas itu tidak bakal terjadi disamping sebuah kata "maaf" mereka tidak akan menawarkan apapun. Seorang supervisor datang dan berkata sama dengan petugas sebelumnya: kami akan menampung keluhan dan Garuda akan memeriksa dimana kerusakan terjadi. Di kantor itu kami sudah mengecek website Garuda mengenai peraturan bagasi tapi tidak menemukan keterangan kalau kami harus mengemas botol dalam boks kayu. Kami bertanya kepada supervisornya dimana kami bisa menemui peraturan seperti itu dan sungguh menakjubkan dia mengaku hal itu tidak ada di website mereka. Tapi tetap saja dia bilang karena kami tidak mengemasnya dalam kayu sehingga mereka tidak bertanggungjawab atas kerusakan yang terjadi.

Petugas Garuda hanya mencari-cari kesalahan kami

Salah seorang petugas Garuda lain mulai melihat kadar alkohol dalam anggur yang hanya berkadar 11%. Peduli amat sich mereka? Tapi ternyata merupakan hal yang ilegal untuk membawa alkohol dengan kadar 50% atau lebih ke Jogja. Sama seperti gunting, kami pikir mereka hanya mencari alasan lain untuk lepas tanggung jawab dengan kerusakan dus kami. Setelah diskusi selama satu jam lebih, satu-satunya hal yang mereka tawarkan hanyalah kami disuruh mengajukan komplain tertulis sebagai bukti untuk meneruskan hal tersebut kepada pihak Garuda yang ada di Denpasar dan setelah itu mereka akan menghubungi kami. Namun kami yakin bahwa mereka tidak akan pernah mengembalikan apapun, jadi kenapa susah-susah... Hal ini hanya sebotol anggur dan beberapa pakaian, tidak penting sebenarnya. Yang penting adalah bagaimana Garuda memperlakukan kami dan menyangkal bertanggung jawab. Hal ini dapat terjadi pada kamu dengan barang lebih mahal... Lebih baik posting di Utiket dan berbagi pengalaman kami dengan ratusan ribu orang. Kecewa dengan Garuda, dengan penanganan bagasi mereka, dengan penolakan mereka dan dengan peraturan yang mengatakan Garuda tidak bertanggungjawab dengan bagasi yang mudah pecah, khususnya dengan cara mereka yang tidak membantu tetapi malah mencari-cari kesalahan kita. Kami mengambil dus basah itu, pecahan kaca, pakaian yang basah lalu pergi, membiarkan petugas Garuda tidak menyadari kalau mereka baru saja membuat kecewa orang dibalik situs Utiket. sumber: utiket.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline