Lihat ke Halaman Asli

Pucuk Rindu

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku hanya menunggu tukang pos datang
setiap kali tukang pos lewat
aku hanya bisa melihat dan berharap
mana surat untukku

Aku sudah tidak sabar
aku sudah terlanjur rindu
setiap kali aku menunggu
aku hanya bisa terus menunggu


Aku ingin tahu kabarmu
aku ingin membaca curhatmu
dalam tinta hitam di atas kertas
dan kau tulis namaku
lalu kau puji dengan kata sayang

Aku sudah di pucuk rindu
dan aku mulai ragu
aku takut, kau lupakanku
aku takut, jangan-jangan kau meninggalkanku
dan sudah menjadi abu
dalam tragedi tahun lalu


(didedikasikan untuk para pejuang devisa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline