Aku hanya menunggu tukang pos datang
setiap kali tukang pos lewat
aku hanya bisa melihat dan berharap
mana surat untukku
Aku sudah tidak sabar
aku sudah terlanjur rindu
setiap kali aku menunggu
aku hanya bisa terus menunggu
Aku ingin tahu kabarmu
aku ingin membaca curhatmu
dalam tinta hitam di atas kertas
dan kau tulis namaku
lalu kau puji dengan kata sayang
Aku sudah di pucuk rindu
dan aku mulai ragu
aku takut, kau lupakanku
aku takut, jangan-jangan kau meninggalkanku
dan sudah menjadi abu
dalam tragedi tahun lalu
(didedikasikan untuk para pejuang devisa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H