Marsiadap Ari

Sejenak lupakan dulu Sudirman Said dan sidang MKD, saya ingin terbang ke daerah seputar danau toba, tapanuli....

Di daerah tapanuli sangat erat kaitan kekerabatan, itu terbukti dengan adanya marga. Marga ini sebagai identitas yang melekat, dan setiap orang dapat menentukan dirinya keturunan ke berapa dari marganya. Itulah yang disebut TAROMBO. Tarombo adalah riwayat garis keturunan dari atas sampai kebawah yang masih hidup, dari tarombo pula dapat dipastikan kedudukan dalam ritual adat.

Akan tetapi yang jadi sorotan saya kali ini adalah tentang marsiadap ari. Marsiadap ari dalam bahasa indonesia bisa disandingkan dengan gotong royong. Marsiadap ari adalah mengerjakan pekerjaan secara berkelompok. Marsiadap ari biasanya dilakukan dalam mengerjakan ladang atau sawah. 

Misalkan ada 5 orang membentuk kelompok marsiadap ari, disepakati pola kerjanya adalah 2 hari, yang artinya yang 5 orang tadi bekerja secara bersama sama di ladang/sawah orang pertama selama 2 hari, kemudian hari ke 3 dan 4 di ladang/sawah orang kedua, demikian seterusnya sampai pekerjasn yang mereka rencanakan selesai.

Marsiadap ari tetap memperhatikan unsur keadilan, yang artinya jumlah hari kerja yang digunakan untuk setiap peserta kelompok harus sama. Kegiatan marsiadap ari sangat sering dilakukan kaum ibu rumah tangga di daerah tapanuli. Karena bagi kaum ibu rumah tangga di tapanuli, bekerja bukan cuma tanggung jawab laki-laki/suami, akan tetapi harus ditanggung secara bersama-sama. Maka tak heran saat panen raya di daerah toba, bapak-bapak dan ibu-ibu akan terlihat semua turun ke sawah.

Kegiatan marsiadap ari kini kian tak populer, dan bahkan hampir punah. Setiap orang makin indifidualis, pada hal dengan marsiadap ari, pekerjaan yang jika dikerjakan 1 orang akan selesai selama 6 hari, tapi jika dikerjakan secara bersama-sama dengan 5 orang, dapat diselesaikan dengan 1 hari. 

Mari marsiadap ari kawan...