Lihat ke Halaman Asli

John Rubby P

Planter yang selalu belajar

Pakter Tuak "Lissoi"

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sore hari menelusuri jalan yang arsi de pedesaan yang jauh dari hingar bingar kemacetan, dan jauh dari polusi.  Udara bertiup sepoi-sepoi memberi kenyamanan menikmati tenggelamnya sang surya.  Semabari menunggu matahari tebenam, terdengar suara gitar dengan merdu dibarengi nyanyian yang membuat naluri menyanyi terpanggil untuk nimbrung.... LISSOI "Nahum Situmorang"

Lissoi, lissoi, lissoi, lissoi

O....par mitu

Lissoi, lissoi, lissoi, lissoi

Olo tutu....

Sang surya semakin tenggelam di ufuk barat, dan malam pun semakin memberikan angin segar nan dingin menusuk tulang, tetapi kehangatan mesih tercipta kala mendengar dan menikmati segelas Tuak.  Ditemani kehangatan tuak, sejenak dapat melupakan penatnya dunia, sejenak dapat menikmati dunia yang indah, walau hanya dalam alam pikir LISSOI..

Arsak rap manghalupahon..

o..parmitu

Tole ma rap mangendehon

O... parmitu....

Semakin malam tak terasa iringan suara gitar nan merdu, diselingi oleh suara seruling bambu menambah indah suasana, sehingga tak terasa, beberapa gelas tuak pun telah menusuh ke lambung menambah hangat suasana....Lissoi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline