Lihat ke Halaman Asli

John Rubby P

Planter yang selalu belajar

Sekali Lagi Tentang Antasari Azhar (AA)

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekali Lagi Tentang Antasari Azhar (AA)

Pertama kali mendengar tentang pemilihan pimpinan KPK (waktu itu pak AA sebagai salah satu kandidat yang akhirnya terpilih) saya agak pesimis mendengan nama AA.Apa sebabnya saya kurang tau, tapi setelah melihat sepak terjangnya dalam pemberantasan korupsi saya menjadi yakin akan keberlangsungan Negara ini ke depan.

Kemudian muncullah kasus penembakan bos ASABA dimana pak AA menjadi tersangka.Langsung muncul umpatan dalam hati dasar AA tidak bisa menjunjung tinggi rasa perikemanusiaan, dan gara-gara seorang perempuan menjadi gelap mata dan menghilangkan nyawa orang lain.Itulah yang terbersit dalam benakku.

Setelah dilakukan pemeriksaan dipengadilan, rasanya makin hari pengadilan itu digelar rasanya seperti ada yang aneh.Lama kelamaan hati saya berbicara lain dari pandangan sebelumnya, ada apa dengan kasus pak AA ini?Dengan begitu gencarnya pemberitaan persidangan pak AA bahkan disiarkan secara langsung, saya pun mengikutinya walau tidak melalui siaran langsung di TV saya hanya membacanya melalui kompas.Dan keanehan itu kian hari kian tampak, sepertinya JPU tidak dapat membuktikan dakwaannya, dan makin banyak dilakukan pemeriksaan makin banyak ketidak akuratan dakwaan jaksa.

Dan begitulah, yang tadinya saya agak tidak suka dan sedikit menghakimi pak AA, tapi setelah diadakan pemeriksaan saksi di pengadilan jadi bersimpati juga saya kepada pak AA.Yang menjadi pertanyaan dalam hati saya, apakah hakim tidak dapat membaca apa yang tertera di pengadilan, ataukah hakim terpengaruh dengan tuntutan jaksa yang terlalu tinggi (hukuman mati)?

Tapiapapun itu kebenaran akan terungkap walau ada yang dikorbankan, tapi bagaimana seandainya pak AA dihukum mati dan dieksekusi ternyata dikemudian hari pak AA tidak terlibat dalam hal itu, apakah JPUdan hakim masih bisa tertawa dan merasa puas?

Ini adalah pendapat pribadi, mungkin ada juga yang berpandangan lain dari saya….

Mohon maaf jika ada yang merasa terganggu dengan tulisan saya ini

SALAM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline