Lihat ke Halaman Asli

John WP

New Chance New Opportunity

Rakyat Kecil Teriak, Pedagang Kecil Menjerit

Diperbarui: 14 Maret 2018   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Rakyat Kecil Teriak dan Pedagang Kecil Menjerit akibat dari langa dan susahnya mendapatkan gas 3kg.

Hal ini dialami oleh Ibu Endang warga Desa Sugihan yang sudah 4 hari belum mendapatkan gas ukuran 3kg walau sudah pesen juga sudah cari sibeberapa toko disekitar Kecamatan Winong hingga Jakenen, dia menambahkan, bukan karena mahalnya namun karena susahnya mendapatkan akhirnya jadi efek ke agak mahal, kebingungan Bu Endang adalah walau tinggal di Desa sudah tidak ounya lagi tungku masak yang berbahan bakar kayu seperti jaman dulu, sehingga apabila gas langka seperti ini, semua jadi merasa sulit dan biaya hidup makin tinggi karena makanan beli diwarung.

Hal senada juga dialami oleh Ibu Dewi dan Ibu Rika, keduanya pedagang kacil "warung nasi" yang ingin menjerit kemana dan kepada siapa tidak tau dengan adanya kelangkaan gas ini, disatu sisi Pemerintah ingin mengembangkan Usaha Kecil dengan berbagai program termasuk pinjaman lunak, namun disisi lain kesulitan gas belum dapat diatas oleh Pemerintah, sehingga dampaknya ke Masyarakat dan Pedagang kecil sangat terasa hingga ingin teriak dan menjerit.

Dari pengamatan kami, kondisi ini sudah berlangsung sehak lama, namun Masyarakat dan pedagang kecil bingung mau cari gas kemana dan ngadu pada siapa.

Kelangkaan gas menjadi efek permasalahan tersendiri yang perlu diatasi untuk mendapat solusi segera, karena hal ini bisa jadi asumsi publik untuk menilai kinerja pemerintahan sehingga berdamoak oada citra kurang baik dimata Masyarakat bawah dan pedagang kecil.

Untuk pedagang kecil bisa mengurangi pendapayan dan meningkatkan pengeluaran akibat dari kelangkaan gas ini, karena biasanya sedang melayani pembeli seperti nasi goreng dan pelayanan makanan lainnya yang penyajianya dimasak dulu jadi batal karena saat masak gasnya habis dan susah mendapatkan gas.

Terlepas hal ini karena pengusahanya yang nakal atau bagaiman, yang jelas hal ini merupakan PR bagi pemerintah untuk segera memberikan solusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline