Lihat ke Halaman Asli

John Lobo

Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku

Tragedi Kanjuruhan Malang

Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Oleh : Agus G Thuru
#edisi021022

Bola di Kanjuruhan
menjelma jadi bara api
menggelinding penuh amarah
di hati berkasta suporter
membunuh dengan biadab

Bola di Kanjuruhan
menyulut api kecewa
di dada kasta pengagumnya
memicu pelatuk harga diri
muntahkan peluru bringas
dan mayat-mayat bergelimpangan

Bola  di Kanjuruhan memicu rasa
lahirkan amarah tanpa arah
kobarkan nyala api
membakar raga anak bangsa
kematian ditakdirkan sia-sia

Bola di Kanjuruhan muntahkan geram
melumat cinta dan kemesraan
membunuh rasa kemanusiaan
mematikan nilai persaudaraan
menguburkan arti sportifitas

Bola di Kanjuruhan telah menjelma
menjadi tumpahan titik darah
membasuh tanah Malang
melesat ke mata perempuan
dengan air mata kehilangan anaknya

Bola di Kanjuruhan
adakah kau mendengar
ratap tangis atas kematian
ratusan anak sesama bangsa
yang meregang nyawa karena bola?

Denpasar, 02.10.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline