Lihat ke Halaman Asli

Goyang Tobelo Hadir Dalam Sukacita Perayaan HUT Gereja Protestan Maluku (GPM) ke 82

Diperbarui: 7 September 2017   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Goyang Tobelo hadir dalam sukacita perayaan HUT Gereja Protestan Maluku (GPM) yang ke - 82

Lagu berirama ritmis dan enerjik "goyang Tobelo" sangat menyenangkan untuk bergoyang badan dalam gerak dan tari. Dendang yang berkisah tentang kerinduan pada kampung halaman dan keluarga ini memang sedang trend dan menjadi hits. Mungkin ini juga pertimbangan untuk dijadikan lomba "goyang Tobelo" dalam memeriahkan perayaan hari ulang tahun Gereja Protestan Maluku yang ke -- 82 di lingkungan jemaat GPM Kairatu.

Lagu "goyang Tobelo" bukan yang pertama kali hadir dalam acara-acara gerejawi, pada perayaan Paskah tahun ini di lingkungan jemaat GPM Kairatu pun lagu goyang Tobelo berpartisipasi (lihat tulisan : Dari Goyang Tobelo Sampai Pawai Obor, Spirit Perayaan Paskah Jemaat GPM Kairatu di kompasiana)

Apakah ini sebuah dinamika kontekstualisasi dalam kehidupan bergereja, memaknai budaya yang sedang berkembang di masyarakat untuk dipadukan menjadi bagian dari kekayaan dinamika bergereja?

Dinamika-dinamika kontekstualisasi inilah yang menghidupkan gereja dalam dimensi ruang dan waktu dimana gereja itu sendiri berada. Menarik untuk menelaah lebih lanjut kekayaan kontekstualisasi Gereja Protestan Maluku hingga sampai pada jejak usia 82 tahun.

Sebuah refleksi sederhana pun mengalir tatkala menyaksikan semarak lomba yang berlokasi di samping gereja Pniel Kairatu ini.

Ekspresi peserta lomba ada yang menebar senyum namun ada juga yang menunjukan keseriusan.

Inikah juga gambaran kehidupan bergereja?

Ada yang bersukacita dan menikmati setiap pelayanan yang ada, namun ada juga yang job minded, fokus pada tanggung jawab yang diberikan sehingga sangat menitikberatkan progress pelayanan.

Tipikal setiap pribadi dalam mensikapi pelayanan dalam kekayaan karakter semoga dapat dikelola dengan baik sehingga menghasilkan tim kerja yang solid.

Jika peserta lomba melakukan gerakan yang salah sontak mendapat riuhan penonton, sebaliknya jika ada suguhan gerakan yang menarik maka gemuruh sorak penonton pun berkumandang.

Inilah konsekuensi bergereja!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline