Lihat ke Halaman Asli

John Berek

Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer); Menulis memang bukan bakat tapi suatu ketrampilan yang membutuhkan banyak belajar dan latihan

Caraku Merawat Baju Motif dan Kain Tenun Ikat

Diperbarui: 30 Mei 2021   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jas Motif Daerah NTT

Sandang atau Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok bersama dengan pangan dan papan. Pakaian sebagai kebutuhan pokok karena pakaian berfungsi sebagai menutupi bagian tubuh agar tidak terlihat, serta melindungi tubuh dari panas matahari, dingin, hujan, angin, dan kondisi cuaca lainnya.

Pakaian yang kita pakai terbuat dari berbagai jenis kain, salah satunya kain tenun ikat. Kain tenun ikat adalah kain yang diperoleh dari proses menenun menggunakan berbahan dasar benang hasil pemintalan dari kapas. 

Alat yang dipakai untuk menenun masih tradisional. Benang hasil pemintalan kemudian dicelupkan ke dalam bahan pewarna alami yang terdapat pada akar dan daun dari pohon tertentu. 

Namun saat ini proses pewarnaan tidak saja menggunakan pewarna alami namun ada juga yang menggunakan pewarna kimia. Pekerjaan menenun biasa dilakukan oleh kaum perempuan yang hasilnya dapat berupa selendang, sarung, maupun selimut.

Adalah Mayor Jenderal (Purn) Herman Musakabe, Mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur ke-5 (periode 1993-1998) menjadikan tenun ikat sebagai seragam bagi Pegawai Negeri Sipil setiap hari Kamis dan Jumat. 

Untuk pria menggunakan baju motif tenun ikat dan celana panjang berwarna gelap, sedangkan wanita mengenakan rok dan baju berbahan motif tenun ikat. Gebrakan Herman Musakabe ini tetap dilestarikan oleh pemimpin-pemimpin berikutnya hingga Gubernur yang sekarang. 

Viktor B. Laiskodat, Gubernur NTT ke-8 (periode 2018-2023) setelah terpilih menjadikan Gubernur NTT mengeluarkan kebijakan baru bagi para Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMD yakni selain hari Kamis menggunakan baju motif daerah, maka setiap hari Selasa dan Jumat wajib menggunakan kain tenun ikat.

Kain Sarung Tenun Ikat NTT

Baju motif daerah dan kain tenun ikat yang sering dipakai tentu akan kotor, berdebu, atau berbau akibat terkena keringat. Mengingat bahwa kain tenun ikat dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisinal, lalu bagaimana cara mencuci agar baju motif atau kain tenun ikat tersebut warnanya tidak luntur dan tetap cerah?

Berikut cara saya merawat baju motif atau kain tenun ikat :

  • Jangan menggunakan sabun atau deterjen, tapi gunakan sampo rambut lebih baik sampo bayi karena sampo lebih lembut dibanding sabun atau deterjen.
  • Jangan menggunakan mesin cuci karena penggunaan mesin cuci akan merusak serat kain. Cukup dicelup dalam air yang telah dicampur dengan sampo hingga bersih, dan jangan mengucak, menyikat, atau  memeras.
  • Angkat dan kebas baju motif atau kain tenun ikat agar air pada baju atau kain menjadi berkurang.
  • Jemur dengan cara diangin-anginkan ditempat yang teduh dan hindari dari terkena sinar matahari langsung.  
  • Saat menyetrika gunakan lapisan kain diatasnya dan atur suhu setrika agar tidak terlalu panas.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline