Dilla meremas gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya. Telah lama ia memimpikan memakai gaun itu dan berjalan anggun melewati para tamu undangan. Namun, wajahnya kini terlihat sangat kacau. Make up yang terlukis di wajah Dilla dari perias termahal di kotanya berantakan oleh air mata dan ratusan tisu yang mengusapnya. Bagaimana mungkin mempelai laki-laki tidak datang di hari pernikahannya sendiri.
"Maaf Dilla, sepertinya aku tidak bisa datang ke pernikahan kita"
Itulah pesan terakhir yang datang dari Niko. Tak percaya dengan apa yang dibacanya, Dilla berkali-kali menghubungi nomor Niko. Senyap, tak ada balasan. Pria yang seharusnya mendampinginya saat ini justru menon-aktifkan ponselnya. Kepanikan menjalari otot-otot di tubuh Dilla. Dia terduduk lesu di depan cermin di kamar pengantinnya.
Dilla terus menunggu dan menunggu sampai habis kesabarannya. Pernikahan yang seharusnya dimulai pukul sepuluh itu, sama sekali tak tampak kemeriahannya. Tamu undangan satu per satu meninggalkan rumah megah keluarga Dilla tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Dilla masih menangis di kamarnya, sedang pak Rama mondar-mandir di ruang tamu mengucap sumpah serapah untuk mantan calon mantunya yang kurang ajar. Bu Yanti, ibunda Dilla jatuh pingsan setelah tahu bahwa putrinya tidak jadi menikah.
"Anak sialan! akan kupotong lehermu kalau ketemu."
Pak Rama menenendang kursi tamu undangan yang telah kosong. Matanya nanar seolah ingin menerkam apapun yang ada di depannya. Lelah dengan amarahnya, kini pak Rama menangis. Lelaki tujuh puluh tahun itu tak mengerti mengapa hal ini sampai terjadi kepada putri semata wayangnya.
"Aku tak pernah mempermainkan seorang wanita, tapi mengapa ada lelaki yang tega mempermainkan putriku?" kata pak Rama dalam tangisnya.
Para pembantu dan tetangga mulai mempergunjingkan keluarga pak Rama. Mereka tak menyangka keluarga kaya nan terhormat bisa salah memilih mantu. Ada yang bilang keluarga pak Rama kena karma karena menyombongkan kekayaannya. Sebagian lagi mengira Dilla tengah hamil muda dan Niko kekasihnya itu tak siap bertanggung jawab.
Orang suruhan pak Rama mencari Niko ke rumahnya. Namun, rumah itu tak lagi berpenghuni. Setelah ditelusuri ternyata rumah tersebut hanyalah rumah yang disewa Niko dari seseorang yang telah menetap di luar negeri. Dilla tak habis pikir mengapa Niko berbohong dan pura-pura mencintainya.