Lihat ke Halaman Asli

Johan William Hadikusuma

Siswa di SMA Kolese Kanisius

Mendekonstruksi Peran Media Sosial dalam Pendidikan

Diperbarui: 12 Desember 2022   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dalam segala bentuknya merupakan landasan penting bagi kehidupan calon generasi penerus. Di masa sekarang, media sosial telah menjadi salah satu instrumen yang populer karena fakta bahwa mereka dapat dengan mudah berbagi informasi dan menjangkau orang yang berbeda dari beragam aspek. Namun, ada kekhawatiran bahwa media sosial telah secara tidak sadar memodifikasi konsep pendidikan, sehingga mengubah proses pembelajaran itu sendiri. Dengan mendalami lebih jauh, kita dapat mengetahui bagaimana media sosial telah berubah peran dalam perihal pendidikan dan bagaimana konsekuensinya terhadap pendidikan saat ini.

Pertama-tama, media sosial telah memodifikasi cara orang memahami konsep pendidikan itu sendiri. Fakta bahwa media sosial dapat dengan mudah menyebarkan informasi kepada banyak orang dengan mudah telah membuat generasi milenial lebih tertarik dengan gagasan instan. Dengan kata lain, generasi milenial, yang merupakan kelompok pendukung utama media sosial, telah mengembangkan harapan bahwa konsep edukasi dapat sangat mudah diakses dan diintegrasikan. Meskipun harapan ini sangat membantu untuk mempercepat proses belajar, rasa hormat terhadap nilai dasar konsep pendidikan, seperti koherensi konsep dan komitmen untuk pekerjaan, rupanya telah menghilang di antara orang yang tergantung pada media sosial.

Kedua, media sosial juga telah memodifikasi cara berpikir siswa tentang kedisiplinan akademik. Akibat ketertarikan pada kompetisi dan visualisasi media sosial, seperti hashtag dan like, banyak mahasiswa telah terpalit dalam hal melangsungkan pengalaman akademis mereka. Dalam kenyataannya, fakta bahwa banyak mahasiswa lebih memilih untuk memamerkan pengalaman akademis mereka daripada mengevaluasinya menunjukkan bahwa akibatnya menuntut kerja keras yang diperlukan untuk menghasilkan hasil akademis yang berkualitas itu rendah.

Ketiga, media sosial telah berperan besar dalam menyedot partisipasi dalam kelas dengan membuat semangat yang salah. Media sosial memungkinkan siswa untuk menyampaikan tonjolan tertentu tentang dirinya, yang kemudian diterima oleh orang lain dengan cara yang sangat efektif. Akibatnya, pedagogi konvensional, yang merangkum berbagai metode yang berbeda untuk mempromosikan pemahaman, mudah terabaikan oleh siswa di kelas.

Mendekonstruksi peran media sosial dalam pendidikan menekankan bahwa meskipun media sosial memfasilitasi proses belajar yang lebih cepat, ada konsekuensi dari mengintegrasikannya dalam proses pendidikan. Kita diharapkan untuk berhati-hati terhadap cara media sosial telah memodifikasi proses pembelajaran, sehingga pendidikan disederhanakan menjadi instrumen yang lebih instan.

Situs web dan aplikasi media sosial telah berfungsi untuk mengubah wajah yang sebenarnya dari pendidikan, yang berarti bahwa keputusan di masa depan untuk menyeimbangkan eksistensi kedua jenis platform di kalangan anak muda harus dilakukan. Sudah urgen bagi kita untuk mencari cara untuk menyatukan kekuatan media sosial dan pendidikan sehingga konsep tradisional dari pendidikan, termasuk nilai kesabaran dan kerja keras dapat dimasukkan. Ketika hal tersebut dapat dilakukan, maka siswa memiliki dasar kurikulum yang lebih kokoh.

Secara keseluruhan, penting untuk dicatat bahwa media sosial telah menjadi bagian integral dalam proses pendidikan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun media sosial telah membantu untuk mempercepat proses belajar, ada beberapa kekhawatiran bahwa itu telah secara tidak sadar memodifikasi peran suatu pendidikan. Kita harus terus menyadari efek berbahaya dari memasukkan unsur media sosial dalam pendidikan hari ini dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa siswa memiliki dasar yang kuat untuk menempuh dunia pendidikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline