Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat Papua Jangan Terprovokasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi keamanan di Papua memang pasang surut. Kadang aman, kadang juga banyak aksi yang meresahkan. Yang penting masyarakat Papua tidak terprovokasi aksi kelompok pengacau.

Saat ini kondisi di Papua yang sebenarnya baik-baik saja. Sekarang ini di Papua dalam keadaan tertib sipil. Sehingga kalau tertib sipil, tentu kita mengedepankan penegakan hukum. Polisi yang melaksanakan penegakan hukum. Kalau ada kejadian yang eskalasinya meningkat biasanya polisi meminta bantuan kepada TNI.

Apa yang dilakukan pemerintah di Papua sudah bagus. Tinggal bagaimana kesungguhan kita membangun Papua, jangan satu instansi atau institusi saja, TNI atau Polri, tetapi harus sama-sama seluruh instansi. Seperti program UP4B, Kementerian Pendidikan mengerjakan apa, Departemen Dalam Negeri mengerjakan apa, Departemen Agama mengerjakan apa. Jadi jika seluruhnya bersama-sama bisa disinerjikan dengan mengedepankan kesejahteraan, dan pendidikan. Saya yakin Papua akan bisa lebih baik dan lebih maju dibanding sekarang. Kita lihat, pemerintah sudah menyampaikan otonomi khusus (otsus) yang begitu banyak dana ke Papua. Kita kerjakan sama-sama, kita awasi sama-sama, saya yakin pasti bisa .

Provokasi di papua, memang masih ada. Namun, itu hanya segelintir saja, itu hanya di Puncak Jaya saja, tetapi di wilayah lainnya sangat kondusif sekali. Namun kadang-kadang, pemberitaan itu-itu saja, sehingga seolah-olah Papua tidak aman. Tetapi kalau kita datang ke Timika, dan ke kota-kota lainnya, itu baik-baik semua. Masyarakat Papua itu, baik-baik semua. Banyak prajurit TNI yang berasal dari Papua, kinerjanya pantang menyerah, mereka itu hebat, semua rakyat Papua itu saudara kita semua dan jangan kita musuhi mereka.

Khususnya kepada masyarakat Papua, yang suka mengatakan misalnya TNI harus meninggalkan Papua. Begitu kita zonding kepada masyarakat, itu hanya mengatas-namakan segelintir kelompok saja. TNI yang ada di Papua, untuk menjaga perbatasan. Negara Indonesia mempunyai perbatasan di Papua, disana memang ada pos perbatasan, pos kita ada 94, dan TNI mengerahkan ada 4100 orang, itu untuk menjaga wilayah perbatasan. Tidak ada sangkut pautnya TNI akan melakukan kekerasan kepada masyarakat di Papua. Malahan TNI membantu dan menjaga sesuai yang diamanatkan kepada TNI dalam hal menegakkan kedaulatan, menjaga keamanan masyarakat di Papua.

Kadang-kadang memang ada segelintir orang yang melakukan provokasi. Provokasi kadang-kadang datangnya bukan dari kita, tetapi ada yang dari luar negeri juga. Makanya, perlu seluruh instansi bersinerji misalnya ada isu dari luar negeri, maka departemen luar negeri melakukan dialog dengan negara luar. Misalnya dia dari tokoh-tokoh masyarakat, maka kementerian agama. Jika semua ini dilakukan maka Papua akan maju dan sukses, karena Papua ini primadona negara kita.

Saya rasa untuk di Papua, mari kita rangkul tokoh masyarakat, dan tokoh adat. Mari kita kedepankan pendidikan, kesejahteraan, semua sama-sama, kita fokus dan serius. Masyarakat Papua itu adalah bagian dari NKRI, kita harus selalu bersama-sama. Masyarakat Papua adalah saudara kita, tidak ada yang boleh menyakiti hati rakyat Papua.

Untuk masyarakat Papua, jangan mau terprovokasi oleh siapapun, bersabarlah, pemerintah (dibelakangnya ada TNI dan Polri) mendukung semua program pemerintah, untuk meningkatan kesejahteraan, pembangunan, pendidikan, kesehatan, yang ada di Papua. Tolong bersabar dan jangan mau terprovokasi oleh siapapun juga.

Johan Wanggai

Jl. Margonda Raya, Kota Depok, Jawa barat

Email: johanwanggai@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline