Lihat ke Halaman Asli

Waspadai Masuknya Senjata Ilegal di Perbatasan

Diperbarui: 4 April 2017   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Banyaknya perampokan bersenjata api, dan konflik di beberaoa daerah yang menggunakan senjata api, dapat dipastikan adanya senjata api yang masuk Indonesia secara illegal. Oleh karena itu, aparat keamanan harus waspada, terutama di daerah perbatasan, sebab diduga senjata illegal masuk melalui perbatasan.

Kejadian-kejadian penembakan di Aceh, Papua, Ambon, Poso, dan perampokan dibeberapa daerah yang menggunakan senjata api merupakan bukti bahwa di Indonesia banyak beredar senjata api illegal. Maraknya senjata api illegal ini nampak kurangnya pengawasan di pintu masuk perbatasan baik laut, udara, maupun darat. Kondisi ini harus segera diantisipasi agar tidak membayakan keamanan nasional.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Selasa (13/12), saat melawat ke Filipina, menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mengakui praktik penyelundupan senjata yang terjadi dari wilayah Filipina Selatan menuju kawasan Indonesia masih menjadi persoalan serius. Pemerintah kedua negara terus berupaya menangani dan menekan praktik penyelundupan yang terjadi. Persoalan itu memang cukup serius bagi kedua negara. Hal ini membutuhkan prioritas penanganan tingkat tinggi. Pihaknya tidak memiliki data rinci soal seberapa besar angka penyelundupan yang terjadi selama ini. Namun, isu tersebut bakal menjadi salah satu topik pembahasan utama saat bertemu Menlu Filipina Albert del Rosario, Rabu di Manila. Pembahasan soal isu itu dalam pertemuan bilateral menjadi bagian dari isu-isu bersama secara bilateral yang dianggap menjadi ”prioritas” bagi kedua negara. Kekhawatiran Pemerintah Indonesia, yakni senjata-senjata yang berhasil diselundupkan itu berpotensi jatuh ke tangan kelompok ekstrem di Tanah Air.

Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, mengatakan meminta pemerintah lebih fokus menjalin kerja sama bilateral dengan negara-negara terkait dalam menangani persoalan senjata ilegal itu. Baik pemerintah maupun Komisi I, harus mengidentifikasi bahwa setidaknya ada dua titik masuk penyelundupan senjata ilegal. Dua titik itu adalah perbatasan Indonesia-Malaysia dan perbatasan Indonesia-Filipina, terutama di Filipina Selatan. Senjata-senjata itu masuk. Di dalam sejumlah kekacauan di Tanah Air, seperti di Aceh, Ambon, dan Poso beberapa waktu lalu, senjata-senja itu dipakai untuk mengacaukan suasana. Kebanyakan senjata berasal dari sisa-sisa perang Vietnam, untuk jenis M-16, dan dari bekas perang Kamboja, untuk jenis AK-47. Jumlah sebenarnya senjata selundupan belum diketahui pasti. Namun, dari yang disita dan dihancurkan seperti di Aceh, senjata-senjata itu diketahui berasal dari sisa kedua perang tadi.

Lebih lanjut Hasanuddin meminta agar dalam pertemuan bilateral itu Menlu membahas serius langkah penanganan bersama, termasuk patroli bersama di antara aparat keamanan dan militer kedua negara. Selain itu, aparat keamanan dan militer Indonesia juga harus mampu mengintensifkan tindakan tukar-menukar informasi intelijen. Ini perlu untuk mendeteksi dan mencegah penyelundupan senjata ke Indonesia. Sekarang patroli oleh masing-masing negara masih sering dilakukan acak. Seharusnya patroli bisa digelar bersama. Soalnya, selama ini penyelundupan sulit dideteksi karena pelaku menggunakan kapal-kapal kecil milik nelayan.

Saya berharap aparat keamanan lebih waspada dan siap siaga menghadapi penyelundupan senjata yang semakin mengkhawatirkan. Harus ada kerja sama internasional untuk memberantas penyelundupan senjata. Indonesia sangat rawan sekali sebagai perlintasan penyeleundupan senjata api. Selain itu senjata api dapat dimanfaatkan oleh kelompok teroris, maupun kelompok separatis.

Johan Wanggai

Jl. Margonda Raya Kota Depok Jawa Barat

Email : johanwanggai@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline