Lihat ke Halaman Asli

Hafalan dalam Era Teknologi Digital?

Diperbarui: 15 Desember 2022   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak dapat dipungkiri bahwa era teknologi digitalisasi yang begitu pesat perkembangannya telah merubah segala hal, termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya, zaman dahulu akses pengetahuan siswa hanya kepada guru. Guru sebagai sumber informasi dan ilmu. Sedangkan zaman sekarang, akses pengetahuan siswa bisa didapatkan dari berbagai sumber. 

Misalnya, google. Siswa dapat mencari berbagai pengetahuan yang diinginkannya melalui google. Mereka ketik di google. Mereka akan mendapatkan dan mengakses pengetahuan tersebut dengan sangat cepat sekali. 

Bahkan, informasi-informasi atau pengetahuan yang siswa dapatkan di google bisa lebih banyak dibandingkan dengan informasi atau pengetahuan yang disampaikan oleh guru di kelas. Oleh sebab itu, hal perlu dipikirkan apakah masih relevan apabila siswa harus menghafal setiap informasi atau pun pengetahuan yang mereka dapatkan? 

Namun, bukan berarti menghafal adalah sesuatu yang salah. Menghafal itu adalah sesuatu yang penting, tetapi jikalau menghafal adalah bagian terpenting atau fokus utama dalam proses pembelajaran siswa, maka hal tersebut nampaknya sudah tidak relevan lagi di era teknologi digital yang begitu pesat dalam perkembangannya.

Apabila zaman dahulu, proses pembelajaran siswa hanyalah menghafal buku catatan guru yang dituliskan di papan tulis. Di era saat ini, proses pembelajaran haruslah menekankan kepada proses berpikir kritis siswa, sebab era digitalisasi yang pesat mengakibatkan siswa bisa mengakses berbagai pengetahuan dengan sangatlah mudah. Tetapi, yang jadi tantangannya adalah bagaimana siswa dapat menentukan terkait pengetahuan atau informasi yang mereka dapatkan itu benar atau salah. 

Oleh sebab itu, perlu dikembangkan proses berpikir kritis dari siswa seperti yang disebutkan atau diajarkan di dalam taxonomy bloom revisi. Dalam Taxonomy Blooms revisi, mengingat/menghafal (remembering) berada di level paling bawah. Namun, bukan berarti remembering tidak penting. Remembering penting, sebab hal tersebut menjadi fondasi untuk naik ke level berikutnya. Yang jadi persoalannya, apabila hanya menekankan atau berfokus pada remembering. Itu yang jadi masalah besar dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu, dalam taxonomy bloom revisi, remembering dikategorikan sebagai LOTS (lower order thinking skills).

Apabila diperhatikan dalam kurikulum merdeka, siswa diharapkan bukan berada di level LOTS, tetapi berada di level HOTS (higher order thinking skills). Siswa diharapkan untuk memiliki kemampuan dalam menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan menciptakan sesuatu yang baru (creating). Jadi, siswa tidak hanya menerima informasi dan pengetahuan saja. 

Tapi, siswa diharapkan memikirkan ulang, menganalisis dan mengevaluasi, bahkan menggugat informasi atau pengetahuan yang mereka dapatkan dari berbagai sumber tersebut. Dengan demikian, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang jauh lebih melimpah dibandingkan siswa hanya menghafal saja materi pembelajaran yang mereka dapatkan di kelas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline