Lihat ke Halaman Asli

Johansyah Syafri

Pelayan Publik

Legenda Desa Jemenang, Harlah pada 12 Februari

Diperbarui: 15 Februari 2023   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor dan aparatur Pemerintah Desa Jemenang (Foto: Pemerintah Desa Jemenang) 

Jemenang merupakan salah satu desa dari 75.266 desa di seluruh Indonesia (23.045 di antaranya di Sumatera).

Desa dengan luas wilayah 38,66 km kuadrat ini, juga adalah salah satu dari 16 desa di Kec. Rambang Niru, Muara Enim, Sumatera Selatan, dan merupakan desa tua usianya.

Jemenang berdiri dari gabungan Puyang Empat Penjurai Lima.

Puyang adalah dialek masyarakat Sumatera Selatan untuk Poyang. Poyang menurut KBBI V, maknanya leluhur; nenek moyang. Nenek moyang dalam bahasa Jemenang adalah nenek puyang.

Puyang Empat Penjurai Lima adalah Puyang Tanah Putih, Puyang Siak, Puyang Kiyai, Puyang Kapas, dan Penjurai Puyang Kebalikan di Mandi Angin Gumai Talang.

Gumai (Gumay) Talang merupakan salah satu Kec. di Kab. Lahat, Sumatera Selatan. Di Gumay Talang memiliki 15 desa. Salah satunya Desa Mandi Angin.

Di mana makam para leluhur Jemenang tersebut?

Menurut mantan Kades Jemenang Kandar Asmanto, Puyang Tanah Putih makamnya di dekat Desa Air Enau UPT XI yang dulu merupakan lokasi Transmigrasi (Trans) Unit XI Air Enau.

Trans Unit IX Air Enau ini dahulu dikenal sebagai Talang Aek Enau 'Air Enau'. Dinamakan demikian, konon dahulu banyak pohon enau atau kabung.

Jika orang Jemenang mengatakan minum aek kabung, berarti minum air enau. Tumbuhan jenis palem yang niranya disadap untuk dibuat gula dan ijuknya untuk berbagai keperluan seperti atap rumah, nama ilmiahnya Arenga pinnata.

Puyang Siak di Desa Lubuk Raman. Puyang Kiyai juga di Lubuk Raman ujung, dekat Sungai Limau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline