Degil artinya tidak mau menuruti nasihat orang, keras kepala, atau kepala batu.
Di Kabupaten Bengkalis dan banyak daerah lainnya di Provinsi Riau, degil merupakan kata yang digunakan dalam keseharian masyarakat. Utamanya dalam bahasa tutur.
Di kabupaten Bengkalis, kata tersebut maknanya persis. Memang ditujukan untuk orang yang seperti artinya dimaksud.
Sebagai ekspresi kekesalan, biasanya kata degil diucapkan dengan nada marah.
Contoh pemakaiannya, "Dasar degil. 'Kan sudah dicakap, jangan lewat di situ. Licin. Masih juga tak percaya. 'Kan terpeleset."
Dulu, ketika kami menjabat Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Bengkalis, ada salah seorang sejawat yang namanya Sutrisno.
Kala itu, namanya belum punya gelar apa-apa. Pegawai honorer dan hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tapi sekarang, di belakang namanya ada dua titel sarjana. Gelar yang tentunya menambah panjang namanya. Yaitu, Sutrisno, S.E.Sy., M.Si.
Sebagai atasannya waktu itu, kami tahu betul siapa Tris, begitu kami akrab memanggilnya. Luar dalam. Dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Awalnya, Tris budaknya (orangnya) degil. Selain keras kepala, ia juga pemalas dan sangat tidak disiplin.
Karena itu, selain tak diikutkan dalam hampir seluruh kegiatan di Bagian Humas, beberapa kali dia kami panggil menghadap. "Dimarahi".