Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Berdasarkan data dan fakta yang kami kumpulkan saat ini, terlihat jelas persekongkolan antara kaum Sekularis, Pluralis dan Liberalis (SEPILIS) dengan kaum Marxis, Leninis dan Komunis dalam upaya mengembangkan opini untuk membubarkan Ormas-ormas Islam pada umumnya dan FPI pada khususnya.
Persekongkolan tersebut juga melibatkan “Mafia” Narkoba, “Mafia Opini” dan “Mafia Jabatan” yang sangat terganggu dengan keberadaan Ormas-ormas Islam yang menyerukan penegakkan Syari’at Islam. Ini dikarenakan Syari’at Islam adalah musuh paham Marxisme, Leninisme, Komunisme, Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme. Syariat Islam juga musuh perbuatan korupsi, narkoba dan berbagai bentuk kemaksiatan politik dan kemaksiatan sosial.
Beberapa bukti dari persekongkolan jahat tersebut adalah:
Pertama; dalam kasus Banyuwangi terlihat jelas upaya kompolotan Komunis dan Liberalis serta para “Mafia” untuk mengadu-domba partai politik dengan ormas Islam tertentu dengan target pembubaran ormas Islam yang mengusung Syari’at Islam sebagai agenda perjuangan.
Fakta bahwa peristiwa Banyuwangi adalah murni gerakan masyarakat dan 10 elemen ormas Islam lainnya diabaikan begitu saja. Adalah juga merupakan fakta bahwa DPW FPI Banyuwangi sedang dalam keadaan dibekukan dan sama sekali TIDAK MENGETAHUI baik sebelum maupun pada saat peristiwa terjadi. Secara organisasi FPI juga tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan masyarakat tersebut. Perlu diketahui bahwa informasi yang didapat masyarakat Banyuwangi mengenai kegiatan eks PKI di daerah tersebut berasal dari aparat intelijen setempat.
Acara Ribka dan Rieke di Banyuwangi adalah atas undangan dari kelompok yang menamakan diri “LAYAR KU MENDUNG” sebuah organisasi Eks PKI dengan agenda acara Temu Kangen Eks PKI.
Kedua; persekongkolan jahat antara Komunis dan Liberalis ini terlihat jelas dari upaya memanipulasi opini publik dengan memanfaatkan media massa sebagai sarana untuk mengkampanyekan gerakan anti Islam dan anti Syari’at Islam.
Ketiga; pola manipulasi opini publik tersebut sudah pernah terjadi dalam peristiwa Purwakarta pada tahun 2006 yang lalu dengan target sasaran dan agenda yang sama. Masyarakat perlu diingatkan bahwa dalam peristiwa Purwakarta tahun 2006 yang lalu, dikembangkan isu bahwa salah satu tokoh masyarakat yang saat ini sudah wafat, diusir oleh ormas Islam dari ruang diskusi, padahal peristiwa pengusiran tersebut TIDAK pernah terjadi.
Keempat; dari wawancara dengan salah satu Liberalis di televisi pada Senin malam, 28 Juni 2010 yang lalu dan Rabu pagi 30 Juni 2010, pada wawancara tersebut, terungkap bahwa agenda utama dari kompolotan SEPILIS, Komunis dan para Mafia tersebut adalah semata-mata pembubaran ormas Islam yang dianggap mengganggu eksistensi mereka. Oknum Sepilis tersebut juga menyebut-nyebut kejadian selain Banyuwagi juga menyebut kejadian di kota Singkawang dan Bekasi yang digunakan untuk memanipulasi opini publik dalam menjalankan agenda mereka.