Tulisan ini dilatarbelakangi oleh keresehaan istri saya yang kebetulan seorang guru di SMA Negeri dengan mata pelajaran Matematika. Bagi sebagian siswa pelajaran adalah momok karena berurusan dengan angka-angka, rumus-rumus, tabel-tabel dan lain-lain. Pandemik Covid 19 yang membuat belajar di rumah mempunyai kendala sendiri dalam penerapannya terutama yang berbau eksakta. Matematika adalah salah satu contoh yang susah diterapkan dengan metode online.
Kita dapat bayangkan waktu belajar di SMA dulu, guru kita selalu menjelaskan dengan perlahan-lahan dan selalu memberi aba-aba "perhatikan baik-baik". Terkadang saya dulu melamun dan terakhir bermasalahan dengan soal-soal tersebut dan solusinya meminta bantuan teman menjelaskan darimana tahapan mengerjakan soal tersebut. Matematika dapat dikerjakan jika kita sering berlatih dan sekolah kami dulunya memberi solusi dengan membentuk group kecil untuk berdiskusi terutama mengerjakan soal-soal matematika.
Kondisi saat ini tentunya akan membuat siswa dan guru mengalami kendala dalam mempelajari dan mengajarkan matematika. Ada beberapa kendala karena ilmu matematika adalah bersifat hitungan dan memerlukan tahapan-tahapan dalam mengerjakan tentunya pola mengajar sebaiknya dengan tatap muka langsung. Kendala di online adalah, guru hanya memberi video atau tutorial dari materi dan cara mengerjakan soal tersebut dan terkadang menjadi kendala karena siswa disuruh membuka video tutorial yang mana memerlukan paket data.
Pengalaman istri saya, guru aja dalam menjelaskan sebuah materi memerlukan banyak data apalagi siswa yang notabene karena tidak bertatap muka langsung mau tidak mau diberi video tutorial materi dan penyelesaian soal tersebut. Dari sini dapat disimpulkan cara online tentunya harus dilengkapi dengan paket data yang cukup dan perjuangan para guru dan siswa terutama dalam mata pelajaran eksaksta seperti matematika. Orangtua siswa disatu sisi karena kebijakan bekerja di rumah atau tinggal di rumah saja mempunyai kendala dengan ekonomi apalagi disandingkan dengan membeli paket data anak-anaknya.
Pemerintah sebaiknya memfasilitasi kebutuhan akan paket data tersebut bila perlu kepada guru juga karena metode mengajarnya sudah berubah. Semula pihak sekolah menyediakan alat dan bahan dalam mengajar berupa spidol, dan lain-lain kali ini lebih baik dialihkan kepada paket data. Demikian juga dengan siswa yang selama ini mendapat buku-buku yang difasilitasi sekolah melalui dana BOS dapat fasilitas paket data seperti di sekolah. Jika memang tidak ada, mau tidak mau harus ada pengorbanan akan kendala mengajar online ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H