Lihat ke Halaman Asli

Menuju 9 (Jelang Derby d'Italia)

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Derby d'Italia segera digelar. Pertarungan agung antara dua klub terbesar di Italia selalu panas dan menjadi magnet yang sulit untuk dielakkan. Musim ini menjadi semakin seru karena dua tim telah menyelesaikan dua partai awal dengan sempurna. Perfecto. Inter bermodal 6 poin dan juve juga telah mempunyai tabungan 6 poin. Giornata ke-3 akan menjadi penentuan siapa yang akan meraih angka 9 terlebih dahulu. Pertemuan di pekan awal akan menjadi modal berharga untuk mengarungi sisa kompetisi. Tim yang menang akan mendapatkan tambahan kekuatan moral yang luar biasa.

Sebutan Derby d'Italia sendiri sedang menjadi bahan perdebatan. Layakkah julukan itu masih eksis mengingat juve sudah pernah terdegradasi. Buat saya pribadi, julukan itu terlalu indah untuk dikuburkan. Gianni Brera yang mencetuskan nama tersebut pertama kali pada tahun 1967 mendasarkan pada prestasi yang telah diraih kedua klub. Dua tim yang mempunyai rekor kemenangan dan gol terbaik di Italia. Dua tim dari dua kota besar di utara negeri Pizza. Jadi sampai kapanpun Derby d'Italia akan selalu ada. Kosakata yang mungkin membuat iri tifosi lain diluar Interisti dan juventini.

Musim ini juve mengelurkan uang yang tidak terlalu banyak di bursa transfer. Masih dibawah Napoli bahkan Roma. Tapi harga skuad juve adalah yang terbesar. Mencapai 360 Juta Euro. Biaya gaji juve juga yang paling gajah di Italia. Nilainya mencapai 115 Juta Euro. Inter melakukan 'diet ketat' meski biaya gaji masih di kisaran 90 Juta Euro/musim. Tim dengan skuad termahal layak menjadi kandidat juara. Ono rego ono rupo. Seperti halnya Real Madrid di Spanyol, Chelsea di Inggris, Bayern Muenchen di Bundesliga dan PSG di Ligue 1. Status pemegang scudetto back to back alhasil menempatkan sang nyonya besar di urutan pertama kandidat juara. Wajar.

Inter sendiri memulai kompetisi dengan kondisi yang sulit dimengerti bagi sebagian Interisti. Filosofi klub yang ingin selalu meraih trophy agak tersamarkan karena kekurangan pundi-pundi. Bersama Walter Mazzarri, Massimo Moratti ingin membangun Nerazzurri dengan pemain yang minim gaji. Neraca keuangan dan eksistensi klub menjadi prioritas yang hakiki. Bukan tak mungkin Inter yang baru akan lahir bersama dengan kehadiran Erick Thohir. Muda dan berbahaya.

Sabtu ini akan menjadi tanggal yang sakral. Tiga poin menjadi harga mati. Demi harga diri. Demi kepuasan tifosi. Mazzarri, pembelian terbaik Inter musim ini, akan menjadi tokoh sentral. Kegeniusannya dalam meracik strategi akan membawa Inter pada statuisi (ala vicky) kestabilan hingga musim menjelang. 3-5-2 akan melawan 3-5-2. Guarin vs vidal. tevez vs Ranocchia dan Palacio kontra chiellini akan menjadi tontonan yang sempurna. Pertarungan ketat adu otot dan adu urat demi angka 9 di bulan 9. Derby d'Italia ke 219 hanya akan memunculkan satu pemenang.  Siapa dia? sudah pasti itu sang penantang !!

El Clasico hanya akan menjadi milik Real Madrid dan Barcelona. Super Big Match hanya akan menjadi milik Liverpool dan manchester united. Demikian juga di Italia, Klub lain boleh membangun tim dan merasa berprestasi lebih baik, tapi Derby d'Italia selalu akan menjadi milik Inter dan si nyonya tua.

Enjoy the show! Forza Calcio! Forza La Beneamata !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline