Judul di atas adalah reaksi spontan uhuy pertama saya ketika melihat teman saya me-retweet sebuah akun anonim yang menyatakan bahwa Ustadz Yusuf Mansur intoleran. Karena menurut mereka Ustadz Yusuf Mansur telah memberikan fatwa bahwasanya adalah haram mengucapkan “Selamat Natal” bagi Muslim.
Hal tersebut bermula dari tweet Ustadz @Yusuf_Mansur pada Selasa, 9 Desember 2014 yang berkicau ”bagi kwn2, jgn ngucapin selamat natal. papasan, beri senyum&salaman dg salaman terbaik&hangat. bila ingin menyapa, ucapin, "libur bro?" @Yusuf_Mansur.
Lalu berseliweran di lini masa twitter saya, orang-orang yang menuduh, mem-bully, bahkan menantang Ustadz Yusuf Mansur karena satu tweet tersebut selama lebih kurang dua pekan ini. Keadaan yang ada semakin diperparah dengan media yang juga mengutip sekicau, dua kicau dari Ustadz Yusuf Mansur. Bahkan salah seorang teman saya yang sedang berkuliah di Amerika Serikat sampai menelepon saya untuk menanyakan hal tersebut. Lah, saya juga gak ngarti ngapa teman saya sampai telepon. Oh, rupanya, teman saya ini tahu saya pernah berfoto bersama dengan Ustadz Yusuf Mansur, sehingga dia menganggap saya adalah orang dekat Ustadz Yusuf Mansur. (Duh, Ta, gua mah cuman murid Ustadz Yusuf Mansur doangan, murid gak dianggep malahan :P (mungkin, hehehe, semoga Ustadz nganggep ane jadi murid)
Sebut saja nama teman saya tersebut Mata. Dia selain menanyakan juga menganggap Ustadz Yusuf Mansur kurang paham sejarah. Karena tweet Ustadz Yusuf Mansur ada juga yang menyatakan bahwasanya daripada seorang Muslim adalah hal yang terlarang memakai pernak-pernik Natal seperti topi santa.
Saya terkekeh, hehehe, dan kemudian berkomentar balik, “Elu, udah liat semua tweetnya UYM belom Ta? Apa cuman setweet doangan lagi?”
“Udah Jo, itu Yusuf Mansur udah jelas-jelas bilang gak boleh, jangan make, dan sejenisnya.”
“Hehehe (lagi), ah, elu udah S2, di Amerika pula masak gak open mind and open eyes?”
“Siaullu, apa maksud lu?!”
“Haha, santai broh, inget kata Pramoedya Ananta Toer dalam Bumi Manusia, ‘Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikirannya’. Nanti gua buat dah tulisannya yang lengkap dan nunjukkin tweet-tweetnya Ustadz yang menyeluruh.”
“Ya udah gua tunggu. Buruan ya bray. Gua juga mesti ketemu profesor nih. See Ya Bray! Salamualaikum!!”
“Sip, Insya Allah, Walaikum Salam.”
Maka, demi memenuhi janji kepada sahabat dan demi membela guru saya yakni, Ustadz Yusuf Mansur, saya buatlah tulisan ringan nan sederhana ini. Bismillah…
Saya lalu menjadi detektif partikelir layaknya Sherlock Holmes (mimpi waktu kecil sih) dengan menelusuri satu per satu bukti-bukti yang ada di Tempat Kejadian Perkara yakni twitter Ustadz @Yusuf_Mansur. Ternyata jauh panggang dari api (salah satu peribahasa yang sampai sekarang saya gagal paham, gimana bisa panggangan jauh dari apinya, hehehe, gak penting, lanjut)
Apa yang dikatakan banyak orang bahwa Ustadz Yusuf Mansur intoleran dan ekstrim fanatik berlebihan serta tidak menghormati kaum agama lain. Lah buktinya pada tweet yang dipermasalahkan tadi, Ustadz Yusuf Mansur justru berpesan untuk memberikan senyuman dan salaman terbaik kepada teman yang merayakan.
Bahkan lebih jauh sebelum tweet tanggal 9 Desember 2014 tersebut di atas, Ustadz Yusuf Mansur pada tanggal 4 Desember 2014 sudah berkicau melalui akun twitternya @Yusuf_Mansur bahwasanya (bahwasanya melulu yak, gapapa dah biar keliatan bakunya :D) Ustadz Yusuf Mansur mengajak para followers-nya untuk menelepon kawan-kawan yang kristiani dan mengajak makan-makan bersama.
@Yusuf_Mansur: misal, telpon kwn yg kristiani, "makan2 yuuukkk...", di hari natalnya mereka.
Kemudian, sekali lagi saya harus mengutip Pramoedya Ananta Toer bahwa kita harus sudah adil sejak dalam pikiran. Jika ada yang bagus ya bilang bagus dan jika ada yang kurang bagus ya kita harus akui kurang bagus. Nah, terkait hal ini kita harus adil bahwa Ustadz Yusuf Mansur juga sudah mengatakan bahwa Beliau salut dan kagum untuk para pengusaha Non Muslim yang telah menyediakan fasilitas keagamaan kepada yang beragama Islam.
@Yusuf_Mansur: mksh&kagum dg kwn2 pengusaha&pimpinan non muslim, yg ikut menyediakan mushalla&wkt u yg muslim muslimah shalat 5 wkt&Jum'at.
@Yusuf_Mansur: mksh&kagum, sama semua pengusaha non muslim, &pimpinan2nya, yg malah memfasilitasi krywn2 muslim muslimah, ngaji. mingguan atau bulanan.
Ustadz Yusuf Mansur bahkan juga mengajak makan siang Pastor Gilbert dan mendapatkan analogi daster istri serta kambing dan sapi pada tanggal 15 Desember 2014.
@Yusuf_Mansur: "@PastorGilbertL: Terima kasih juga udah dibayarin makan siang “ Mksh Pak Gilbert..." (analogi daster bini, oke banget, he he he).
Ustadz Yusuf Mansur juga menyatakan bahwa tidak perlu lah mengucapkan atau memakai atribut keagamaan lain karena masih banyak cara untuk menunjukkan toleransi. Buktinya ada pada tweet Beliau tanggal 17 Desember 2014 berbunyi sebagai berikut:
@Yusuf_Mansur: bhw banyak cara u menunjukkan toleransi. ga meski 1 pintu mengucapkan. jika mengucapkan, pun bnyk cara.
Terakhir, (soalnya udah kepanjangan tadi katanya sederhana, kalo panjang mah bukan tulisan sederhana tetapi novel, huehuehue). Memang ada sebagian ulama yang membolehkan mengucapkan tetapi dalam hal ini Ustadz Yusuf Mansur lebih memilih jalan (sekali lagi) tidak perlu. Dan tidak perlu bukan berarti mengharamkan. Hal tersebut tertuang dalam tweetnya pada tanggal 18 Desember 2014
@Yusuf_Mansur: gk prlu itu bkn brarti gak boleh atau haram. ya kan byk pndpt. klo sy tetep berpendapat gak perlu lah make-make topi&ngucapin.
Yang paling terbaru Ustadz Yusuf Mansur kemarin, 23 Desember 2014, juga telah mengatakan bahwa silakan berbeda pendapat karena bahkan antara orang tua dan anak pun bisa terjadi silang pendapat.
@Yusuf_Mansur: antara orang tua dg anak, pun suka trjadi silang pendapat. &hrs dewasa smuanya. brbeda, boleh. ngambekan, marahan, saling ledek, jgn.
So the verdict are: (yang kagak ngarti artinya verdict= vonis/ kesimpulan) Tidak terlihat sama sekali Ustadz Yusuf Mansur memberikan fatwa haram ucapan Selamat Natal. Ustadz Yusuf Mansur juga bukan orang yang tidak toleran justru Beliau adalah salah satu Ustadz toleran serta luwes dengan perbedaan.
Akhir kata (lah terakhir lagi) seperti kata-kata Daniel J. Atlas dalam film Hollywood Now You See Me, ”The closer you look, the less you see.” Maknanya adalah kita tidak bisa melihat secara lebih luas manakala yang kita lihat hanyalah sebuah bagian sahaja.
Nah, untuk melihat lebih lengkap bisa membaca artikel-artikel berikut yang merupakan kumpulan tweet Ustadz Yusuf Mansur tentang hal-hal yang diperbincangkan di sini. Artikel tersebut setahu saya adalah kumpulan tweet Ustadz Yusuf Mansur yang sudah dimodifikasi menjadi bahasa tulisan artikel semi-baku, bukan bahasa twitter lagi. Sehingga dengan melampirkan artikel-artikel tersebut verdict yang saya berikan, Insya Allah adalah benar.
Salam…@JohanRio. Selamat Liburan!
1.Toleran: http://yusufmansur.com/toleran/4/
2.Daster Istri: http://yusufmansur.com/daster-istri/4/
3.Identitas Diri: http://yusufmansur.com/identitas-diri/2/
4.Menjaga Aqidah: http://yusufmansur.com/menjaga-aqidah/3/
5.Topi Santa: http://yusufmansur.com/topi-santa/4/
6.Kambing dan Sapi: http://yusufmansur.com/kambing-dan-sapi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H