Lihat ke Halaman Asli

Y. P.

TERVERIFIKASI

#JanganLupaBahagia

Jangan Egois Jika Lockdown

Diperbarui: 8 Januari 2021   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Egois - intisari.grid.id

Pertama-tama saya ingin sampaikan bahwa sesungguhnya kemungkinan untuk lockdown itu sangat kecil. Karena dunia telah menyadari bahwa lockdown bukanlah langkah yang tepat dalam menghadapi pandemi. Yang ada hanyalah membuat rakyat kecil semakin menderita karena kesulitan ekonomi. Rakyat kecil terutama yang menggantungkan penghasilannya dari kerja keras harian mereka. Yang tidak ada gaji tetap setiap bulannya, dan orang-orang yang usaha kecil-kecilan akan sangat terpukul jika diterapkan lockdown.

Siapa yang bisa menjamin mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari hari? Apakah pemerintah pusat, pemerintah daerah, tetangga sekitar, LSM, atau siapa? Pemerintah pun akan berpikir berulang kali untuk melakukan lockdown karena ekenomi akan semakin jauh dari kata pertumbuhan positif.

Yang paling penting kita harus percaya bahwa segala sesuatunya cukup. Makanan cukup, kebutuhan sehari-hari akan tetap ada karena kemungkinan besar Pemerintah hanya akan melakukan pembatasan aktivitas secara besar tapi tidak sampai lockdown.

Semoga tidak terjadi lagi orang-orang yang memborong aneka kebutuhan pokok secara berlebihan. Bisa menyebabkan kelangkaan barang dan ujungnya adalah inflasi. Kalau hal itu terjadi siapa yang susah? Tentu saudara kita yang pas pasan ekonominya dan juga yang kurang mampu. Jadi jangan egois hanya memikirkan diri sendiri atau keluarga sendiri, pikirkan juga orang lain yang pasti membutuhkan kebutuhan sehari-sehari seperti sembako.

Jika memang pemerintah sudah meminta kantor hanya maksimal 25% dari total kapasitas, hendaknya semua management perusahaan mematuhi dan meminta jajaran dibawahnya untuk patuh. Jangan hanya karena kejar target di tahun baru lantas mengabaikan anjuran pemerintah. Karyawan akan tetap masuk jika dipaksa masuk oleh perusahaan. Buat mereka yang rumahnya jauh, bisa jadi tetap akan memadati kendaraan umum seperti kereta atau bus untuk berangkat ke kantor. Dari situ saja peluang penularan covid-19 akan terus meningkat.

Untuk yang tetap bekerja juga sebaiknya gunakan waktu dengan baik untuk lakukan pekerjaan. Itulah cara menyukuri yang paling baik karena masih bisa bekerja dan dapat gaji bulanan. Banyak orang kehilangan pekerjaan gara-gara pandemi covid-19.

Selama belum dilakukan vaksinasi sebenarnya kita tidak boleh berharap banyak dunia akan menjadi lebih baik. Yang pasti akan semakin bertambah korban covid-19 bila vaksinasi tidak segera dilakukan. Langkah-langkah protokol kesehatan mungkin sekarang terkesan membosankan, tetapi itulah cara terbaik menghadapi pandemi ini. Cuci tangan, pakai desinfektan, pakai masker dan juga jaga jarak adalah jurus terbaik yang saat ini ada.

Terakhir untuk orang-orang yang kurang betah tinggal di rumah, sebaiknya cari hobi yang sekiranya bisa mengurangi bosan berada di rumah karena pembatasan skala besar. Misal bermain game, menulis buku atau artikel, olahraga, memasak, bercocok tanam, main tik-tok, karaoke pakai smartphone, nonton film dan lain lain.

Bila terkena covid, mungkin kita bisa bertahan. Tapi bila kita jadi pembawa atau penular covid-19, akankah orang yang disekitar kita mampu bertahan?

Sayang setuju maupun tidak bisa komen di bawah ya.

Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline