Sungguh tidak ada yang mustahil bagi orang yang mau berjuang dan berdoa. Masyarakat Jepang yang sedang dirundung bencana gempa bumi dan badai mendapat kabar bahagia. Kabar tersebut berasal dari Naomi Osaka, dialah petenis pertama asal Jepang yang mampu meraih gelar juara Grand Slam di Amerika Serikat. Naomi Osaka menang setelah menaklukkan Serena Williams pada partai final Amerika Serikat Terbuka.
Meskipun dikepung oleh penonton yang mengharapkan Serena Williams menang, Naomi Osaka tidak terpengaruh dan bermain baik. Hasilnya Naomi Osaka mampu mengalahkan Serena Williams dua set dengan skor 6-2 6-4 di Arthur Ashe Stadium, New York AS.
Usai memenangi laga, Osaka mengatakan "Saya tahu semua orang mendukungnya dan saya menyesal harus berakhir seperti ini. Saya ingin berucap terima kasih karena menyaksikan pertandingan."
Selain itu Osaka juga berkata ke Williams "Saya sangat bersyukur bisa bermain denganmu". Osaka lalu membungkuk, yang disambut dengan tepuk tangan penonton. Sungguh juara yang rendah hati dan tidak jumawa.
Kelebihan Naomi Osaka
Osaka adalah seorang pemain muda berusia 20 tahun yang agresif serta ofensife di garis belakang. Dia suka menyerang dengan forehandnya, selain itu Soaka juga memiliki backhand yang handal. Servis yang dilakukan sangat konsisten dan kuat. Begitu kuatnya hingga mencapai kecepatan 200 km per jam.
Pertandingan terakhir itu adalah final grand slam perdananya. Meskipun minim pengalaman melakoni laga final grand slam, Osaka berhasil merebut kemenangan dari pemain yang dia idolakan yaitu Serena Williams.
Kekuatan mimpi nampaknya menjadi dorongan tersendiri bagi Osaka yang mengaku sudah memimpikan pertandingan final itu sejak lama.
"Bahkan ketika aku masih kecil, aku selalu bermimpi bahwa aku akan bermain melawan Serena di final Grand Slam. Dan ketika itu terjadi, aku sangat senang." kata petenis dwi kewarganegaraan Jepang -- Amerika itu.
Kotroversi dan Kemarahan Serena William
Dalam laga final Osaka melawan Williams sempat diwarnai aksi protes keras yang dilakukan oleh William. Hal ini berawal ketika wasit asal Portugal bernama Carlos Ramos memberikan peringatan kepada Williams lantaran dianggap melanggar kode etik. Pelanggaran itu terkait instruksi yang diberikan pelatih kepadanya. Wasit Carlos Ramos berhasil mengetahui bahwa pelatih Williams yang bernama Patrick Mouratoglou memberikan sinyal-sinyal tertentu dari boks Williams.