PepsiCo perusahaan multinasional yang berkantor pusat di New York -- Amerika Serikat dikabarkan telah resmi mengumumkan rencana pembelian perusahaan SodaStream asal Israel. PepsiCo sendiri telah menyiapkan dana setidaknya 3,2 Milyar Dollar AS untuk rencana besarnya ini. Diduga langkah ini adalah strategi PepsiCo untuk menghadapi rival abadinya yaitu Coca-Cola. Baik PepsiCo maupun Coca-Cola sama-sama berupaya menarik hati pelanggan dengan menawarkan produk-produk yang menyehatkan.
Pada saat ini memang isu terkait kesehatan sangat menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia. Untuk itu perusahaan makanan dan minuman berlomba-lomba untuk menghadirkan produk yang sehat serta ramah lingkungan.
SodaStream perusahaan asal Israel ini memasarka produknya dengan citra sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan soda manis pada umumnya. Hal itu tentu sejalan dengan tujuan Pepsi yaitu "membuat produk yang lebih bernutrisi sementara membatasi jejak pada lingkungan kita," kata CEO Pepsi, Indra Nooyi dalam sebuah pernyataan.
Bak gayung bersambut langkah itu langsung disetujui dengan suara bulat oleh dewan kedua perusahaan. Selain itu pembelian ini diharapkan mampu mendorong upaya Pepsi untuk beralih dari bisnis minuman ringan tradisionalnya kepada produk dengan pilihan yang lebih sehat.
SodaStream membuat mesin dengan tabung yang dapat diisi ulang. Dengan alat ini siapapun bisa membuat minuman berkarbonasi secara mandiri di rumah. Bila rencana akuisisi ini berhasil, PepsiCo akan memiliki cara baru dalam menjangkau pelanggan. Belakangan minuman soda berkarbonasi yang manis kian menurun popularitasnya. Perusahaan peneliti pemasaran mengatakan dalam lima tahun terkahir hingga 2017, bisnis minuman dalam botol tumbuh 6,2%. Namun yang mengherankan minuman ringat berkarbonasi justru tidak tumbuh alias datar-datar saja. Aksi akuisisi SodaStream ini diharapkan bisa mendongkrak pendapatan perusahaan dengan menyasar pelanggan dengan cara yang berbeda.
SodaStream awalnya didirikan di Inggris tahun 1903, lalu berganti-ganti kepemilikan hingga dibeli oleh perusahaan Soda-Club dari Israel tahun 1998. Beberapa tahun kemudian pabriknya di kota Peterborough -- Inggris ditutup tahun 2003. Perusahaan ini juga sempat mendapatkan kecaman dari masyarakat internasional karena dianggap mendirikan pabrik di tanah Palestina. Produknya sempat diboikot oleh kelompok BDS yang anti Israel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H