Tidak benar bila menilai tujuan Pemerintah bangun infrastruktur hanya dilihat dari proyek-proyek infrastruktur di Jawa. Karena untuk menilai tujuan tersebut dengan benar seharus yang dilihat adalah keseluruhan proyek infrastruktur pemerintah. Bisa jadi Pemerintah punya tujuan yang berbeda disetiap proyek yang sedang digarapnya.
Dilansir dari Kompas.com, ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) Bima Yudhistira menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini melenceng dari tujuan awal. "Pembangunan infrastruktur enggak sesuai tujuan, katanya mengurangi logistic cost, ini malah justru dibangun enggak untuk mengurangi itu. Operasional terus keluar tapi enggak selesai masalah logistiknya karena yang dibangun infrastrukturnya untuk mengantar orang dari titik A ke titik B, bukan memindahkan barang dari titik A ke titik B. Itu adalah dua hal yang sama sekali berbeda," kata Bima di Jakarta, Minggu (13/5/2018). Sumber
Pendapat diatas mungkin ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya benar. Mungkin saja fokus pembangunan di Jawa ada pergeseran tujuan dari yang tadinya memindahkan barang menjadi memindahkan orang.
Hal ini seharusnya masih bisa dimaklumi, mengingat memang pulau Jawa adalah pulau dengan kepadatan populasi manusia tertinggi diantara pulau2 lainnya di Indonesia. Selain itu juga secara politik bisa saja pemerintah sengaja fokus kesana agar dapat mendulang suara pada pemilu tahun 2019. Mengingat populasi WNI di Jawa sangat mempengaruhi prosentase perolehan suara.
Akan muncul banyak masalah baru jika proses pemindahan manusia di Jawa tidak difasilitasi dengan infrastruktur yang baik. Contohnya seperti penggunaaan bahan bakar utamanya yang bersubsidi. Jika terjadi macet karena jalan yang tidak memadai pemerintah akan kembali terbeban dengan energi yang terbuang dijalan. Belum lagi kita bicara keselamatan manusia. Berapa banyak korban jiwa yang meninggal di jalan hanya karena infrastruktur kurang memadahi. Bahkan saat musim mudik di libur panjang lebaran, sempat jatuh korban jiwa akibat terjebak oleh kemacetan di musim mudik tahun 2016. Orang menyebutnya macet horror menuju Brexit.
Pembangunan Infrasturktur Papua
Presiden Jokowi mengatakan bahwa, dulu 260 km ditempuh jalan kaki 4 hari 4 malam dari Wamena ke Nduga, sekarang ditempuh 5-6 jam. Dulu mungkin truck tidak bisa melintas dengan cepat disana untuk membawa barang, namun kini dengan proyek pemerintah itu seharusnya sudah bisa dilewati truck untuk membawa barang.
Proyek Infrastruktur di Perbatasan
Berbeda lagi dengan proyek infrastruktur di perbatasan, mungkin tujuan pemerintah tidak hanya soal barang dan manusia melaikan harga diri bangsa. Contohnya proyek Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kalimantan Barat yakni Aruk, Entikong, dan Badau yang sudah diresmikan penggunaannya oleh Jokowi. Jelas itu untuk meningkatkan citra kita dihadapan Negara tetangga kita.
Selama ini daerah ini minim sekali disentuh pembangunan. Belum lagi jalan menuju kesana dibuat mulus dan diperlebar, jangan-jangan ada tujuan Militer disana. Apabila terjadi perang dengan negara tentangga, kita bisa menggunakannya sebagai landasan pacu pesawat untuk memudahkan akses dan supply peralatan tempur hingga ke batas Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H