Lihat ke Halaman Asli

Kavya

TERVERIFIKASI

Menulis

Halaman Depan Jogja dan Pelabuhan yang Mangkrak

Diperbarui: 4 Juli 2024   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan tak terawat di kompleks Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (12/3/2021). KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO 

Visi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hemengkubuwono X tentang bagaimana masyarakat Yogyakarta bisa berbudaya maritim, dalam kenyataannya masih jauh dari realita.

Apa yang disampaikan oleh Sultan HBX bukan barang baru, atau disampaikannya baru-baru saja bagi warga Yogyakarta. Visi itu sudah ia sampaikan 7 tahun lalu, usai dilantik sebagai Gubernur DIY di Istana Negara, 10 Oktober 2017.

Menurut Sri Sultan, Jogja akan mengembangkan Pantai Selatan dengan menggarap sektor maritim dan bahari. Pengembangan di sektor maritim ini dapat menjadi kekuatan baru bagi masyarakat Yogyakarta. Hal ini mengingat, lahan yang terbatas untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tanaman.

Karena itu, wajah Jogja kini menghadap ke Selatan alias Samudra. Program ini selaras dengan visi kemaritiman Presiden Jokowi. Sektor agraris tak lagi jadi hal utama dalam pengembangan ke depan.

Pengembangan bahari ini juga sesuai dengan realitas ruang di Jogja. Wilayah provinsi ini memang tak terlalu luas dan lahan semakin terbatas.

Apa yang hendak dicapai dengan perubahan tersebut? Menurut Sri Sultan tidak sekadar fasilitasi pendaratan kapal atau pengadaan kapal, tapi bagaimana masyarakat Yogyakarta bisa berbudaya maritim.

Budaya tersebut sebenarnya sudah ada  di masyarakat Jawa, namun perlu dibangkitkan kembali. Tinggal bagaimana mengkreasikan kembali menjadi napas baru.

Visi Gubernur DIY itu makin diperjelas dalam penjelasannya usai Rapat Paripurna DPRD Yogyakarta, 9 Agustus 2022. Mengambil tema "Menyongsong Abad Samudera Hindia Untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja", wajah DIY akan dialihkan menghadap ke Selatan. Diharapkan, ini bisa menjadi titik balik perubahan arah pembangunan , sekaligus gaya hidup manusia Jogja.

Konsep dagang layar sebagai jargon yang menambah khasanah pencapaian kesejahteraan warga DIY, dari yang semula hanya mengandalkan dari sektor pertanian.

Sektor perairan khususnya laut selatan masih menjadi sebuah pajangan yang sebenarnya apabila digali lebih dalam kaya akan nilai ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline