Lihat ke Halaman Asli

Kavya

TERVERIFIKASI

Menulis

Adaptasi Menjadi Pondasi Terbentuknya Konsep Ngaben yang Sederhana Di Banjar Jakarta Utara

Diperbarui: 7 Juli 2024   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upacara Ngaben (foto : Info Budaya)

Sulit membayangkan upacara Ngaben seperti di Bali bisa terlaksana di Jakarta. Bukan soal finansial untuk membiayai semua itu, tapi lebih dari sekedar biaya untuk mengadakan Ngaben yang merupakan upacara sakral bagi umat Hindu.

Di Bali, dalam prosesi Ngaben ada patung raksasa hewan mitos yang diarak, dan nantinya dibakar dalam upacara kremasi. Patung itu merupakan bade, menara kayu setinggi 6 meter, bahkan ada yang lebih dari 20 meter, yang membawa mayat dan peti mati.

Namun, bukan berarti Ngaben tidak bisa berlangsung di Jakarta. Bagi umat Hindu, upacara Ngaben dilaksanakan dimanapun mereka berada, dengan bentuk penghormatan kepada leluhur, dengan bentuk komitmen individu dan kelompok terhadap keluarga, adat dan agama.

Semua itu berdasarkan ajaran dari agama Hindu, bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan melalui proses yang panjang awal perjalanan jiwa menuju Parama atman (Roh tersebut diharapkan menyatu dg Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa).

"Penyesuaian prosesi upacara Ngaben di luar Bali itu terjadi karena berbagai pertimbangan. Misalnya, kondisi ekonomi dan lingkungan sosial budaya, apalagi jika di wilayah itu terdapat kebijakan yang mengatur tentang penanganan jenasah, seperti yang berlaku di DKI Jakarta,"jelas Dr.Agung Patera setelah mempertahankan disertasinya di Sidang Terbuka Universitas Sahid Jakarta, 9 Februari 2023 lalu.

Agung Patera saat promosi doktor dan lulus dengan sangat memuaskan di Universitas Sahid Jakarta (Foto : dok.A.Patera)

Mahasiswa Program Ilmu Komunikasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta itu membuat disertasi dengan judul  "Studi etnografi komunikasi tentang ritual Ngaben Masyarakat Hindu Bali Jakarta Utara". Ia dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan.

Disertasi itu juga akan diterbitkan di IJESSS, International Journal of Environmental dengan judul "Ethnographic Communication of The Ngaben Ritual of Bali Hindus in Jakarta". IJESSS akan menerbitkannya pada 31 Maret 2023.

Dalam perspektif agama, kematian merupakan proses menuju kehidupan abadi yang lebih baik atau lebih buruk dari kehidupan yang dijalani di dunia. Setiap agama juga memandang kematian sebagai sesuatu yang sakral, sehingga dibutuhkan ritual tertentu untuk menghormatinya yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Umat Hindu dalam upacara penghormatan kepada arwah yang telah meninggal dilakukan melalui upacara Ngaben, atau penyucian arwah dengan upacara pembakaran jenazah.

Umat Hindu Bali percaya kremasi melepaskan jiwa orang mati sehingga mereka dapat memulai siklus kehidupan berikutnya, memungkinkan mereka untuk memasuki dunia yang lebih tinggi untuk bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih baik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline