Lihat ke Halaman Asli

Kavya

TERVERIFIKASI

Menulis

Kepedulian Bareca di Tengah Keterpurukan akibat Pandemi

Diperbarui: 21 Februari 2021   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petrus Gandamana bersama Ari Wibowo saat berbincang untuk majalah Bareca. (Foto : Istimewa)

Pelatihan belajar bikin kue soes isi krim favorit utk usaha rumahan siang itu mendapat sambutan hangat. Berlangsung daring atau online lewat IG live yang diikuti 330 pengusaha kecil dan menengah yang menghadirkan Lanny Soechan, senior chef dan tim fotografer majalah Bareca.

Kegiatan seperti itu bukan pertama kalinya dilakukan oleh Bareca (Bakery, Restaurant, Cafe), majalah yang sudah terbit selama 12 tahun.

Bukan sekali itu saja kursus semacam itu dijalankan oleh Bareca Media, perusahaan yang sudah dikenal luas dengan layanannya pada perusahaan dan pelaku F&B (Food and Beverage) di dalam maupun luar negeri.

"Kami turut merasakan apa yang dialami oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dan startup saat ini. Kami juga terimbas, tapi tak menyerah, dan ingin berbagi bersama UMKM untuk menyiasatinya agar sama-sama bertahan,"jelas pimpinan Bareca Media, Petrus Gandamana dalam obrolan ringan saat hujan turun sore itu di Blok M, Jakarta Selatan.

Keterpurukan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) akibat pandemi Covid-19 tak terelakkan. Mereka tak lagi perkasa seperti saat dihantam krisis ekonomi 1998.

Pemberlakuan PSBB sebagai upaya untuk meredam peningkatan angka penderita Covid-19 sangat memukul UMKM. Mulai dari sepinya pelanggan hingga yang paling parah seperti terpaksa gulung tikar.

Materi pelatihan untuk UMKM (foto : Dok. Bareca)

Padahal UMKM punya peran vital sebagai salah satu sektor yang menunjang perekonomian Indonesia semestinya membuat pemerintah dan pihak lain memberikan perhatian lebih pada UMKM ini. Situasi terpuruk yang mereka alami jelas mempengaruhi banyak hal, seperti pada sector tenaga kerja.

Dalam suatu survey yang pernah diadakan perusahaan SaaS Paper.id bekerjasama dengan SMESCO Kementerian Koperasi dan UKM dan OK OCE, dari lebih dari 3.000 UMKM sebagai responden, terungkap 78% mengalami penurunan omzet. Dalam kategori yang terbesar terdapat pada penurunan lebih dari 20% (67,5%).

Dalam data, terdapat tiga jenis usaha yang mengalami dampak paling besar adalah kuliner (43,09%), jasa (26,02%), dan fashion (13,01%). Meski mayoritas responden melakukan pemasaran secara online dan offline (63,40%), hal ini tetap tidak dapat memperbaiki kegiatan usaha yang ada, karena efek pandemi yang menyeluruh dan mengakibatkan menurunnya daya beli konsumen.

Imbas pandemi, kata Petrus Gandamana, jangan membuat kita patah semangat. Justeru kesulitan yang ada bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kreativitas, inovasi dan menjadi motivasi tersendiri.

Selain informasi dan pengetahuan mengenai tips bisnis juga diberikan motivasi, ide produk, ide produksi dan bahan baku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline