Lihat ke Halaman Asli

Kavya

TERVERIFIKASI

Menulis

Cuti ala Ketua Umum PSSI, Lebih Baik Undur Diri

Diperbarui: 12 Februari 2018   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Cuti merupakan hak karyawan dimananapun. UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 mengatur soal hak cuti itu, mulai dari cuti tahunan, cuti hamil, cuti besar, cuti bersama, cuti sakit, cuti penting hingga cuti berbayar.

Bagaimana soal cuti yang diambil oleh pengurus PSSI? Statuta PSSI tidak mengaturnya. Mungkin cuti yang ada diputuskan sendiri oleh Sekjen PSSI bagi karyawannya. Sebaliknya jika menyangkut Ketua dan Wakil Ketua Umum, biasanya diberitahu ke publik.

Itu pula yang dilakukan oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi yang menyatakan akan cuti dulu dari PSSI sejak 12 Februari hingga akhir Juni 2018. Dalam masa cutinya itu, kepemimpinan PSSI untuk sementara akan dipimpin oleh wakil Edy, yakni Joko Driyono, beserta sekjen sebagai pembantu dan para Komite Eksekutif (Exco).

Alasan cuti mantan Pangkostrad itu adalah untuk menjalani masa kampanye pencalonannya sebagai Gubernur Sumatra Utara. Ia memang maju sebagai calon gubernur Sumut dalam Pilkada 2018 ini dengan dukungan 6 partai politik, yang membuatnya yakin menang mutlak dengan peroleh 70 persen suara warga Sumut.

Cuti pimpinan PSSI sendiri bukan barang baru, karena pada 2009 Nurdin Halid Ketua Umum PSSI 2003-2012 juga melakukan hal yang sama. Kala itu ia memilih cuti pada Pemilu 2009, karena kampanye Pileg.

La Nyalla Mahmud Mattalitti yang menjabat Wakil Ketua Umum PSSI dan  ketua Badan Tim Nasional (BTN), juga memilih untuk cuti karena terlibat dalam tim sukses Prabowo -- Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014. Ia cuti 26 Mei  sampai dengan 9 Juli 2014.

Namun, cuti untuk Edy Rahmayadi kali ini mendapat tanggapan sinis dari masyarakat, seperti bisa dibaca di media sosial atau komentar di media online yang ada. Ada yang mengatakan:

"Kenapa tidak sekalian mundur?",atau "cuti tidak cuti tetap tidak menghasilkan prestasi bagi PSSI."

Bahkan ada yang memberikan komentar menggelitik "Oh ini yg bilang pemain timnas ga punya nasionalisme karena maen di luar negeri. Kalo ninggalin PSSI namanya apa pak?."

Beberapa waktu lalu Edy Rahmayadi memang memberikan pernyataan kontroversial soal pemain yang mendapat kontrak di luar negeri, terutama dari klub Malaysia. Ia mengatakan tak segan untuk mencoret pemain Indonesia yang merumput di luar negeri. Bahkan tentang Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn yang memutuskan membela klub Liga Malaysia Selangor FA, dinilainya tidak nasionalis dan mata duitan.

Cutinya kali ini tampak bertolak belakang dengan apa yang dikatakannya tentang pemain yang merumput ke luar negeri. Bukankah Edy Rahmayadi juga dibutuhkan di PSSI yang sedang berbenah di segala aspek, dengan segala permasalahan yang ada seperti klub belum menerima subsidi dari kompetisi musim lalu? Juga juara-juaranya belum menerima hadiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline