Lihat ke Halaman Asli

johannes simorangkir

Mahasiswa PPG Prajabatan

Cerita Rakyat Mardan

Diperbarui: 2 April 2024   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dahulu kala disebuah desa hiduplah sebuah keluarga yang sangat miskin makan saja mereka tidak cukup dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Mereka hidup bertiga ibu, anak laki,anak perempuan mereka biasa makan sehari-hari hanya ubi dan anak laki-laki biasanya kerja sama jurangan kaya menjaga kerbau, anak perempuan dan ibunya kerja di sawah untuk mereka dapat berthan hidup.

Suatu ketika si mardan mengikat kerbaunya disebuah pohon ternyata kerbau tersebut lepas dan si mardan ketiduran dan sawah dari warga tersebut rusak diinjak oleh sampai rusak. akhirnya si pemilik sawah marah ke simrdan dan akhirnya dia di ikat dan menangis namun si pemilik sawah marah karena padinya rusak setelah hari sore seorang warga berjalan ke arah si mardan dan melepaskan ikatan yang dibuat jurangan orang kaya.

Akhirnya si warga bertnya kepada si mardan apakah kamu mau bekerja di negeri orang akhirnya mardan bertanya apa pekerjaanya apakah saya bisa dengan pertanyaan tersebut kamu itu bisa marilah kita kerumah kamu untuk mengambil pakaian dan izin kepada orang tua kamu.

Setelah sampai dirumah mardan bercerita kepada ibu untuk berangkat ke negeri seberang untuk kerja namun ibunya menangis karena si mardan tidak bisa membaca dan belum juga mengenal huruf. akhirnya simardan berangkat karena hari sudah mau menjelang malam karena mereka juga berjalan ke seberang orang tua mardan menangis dengan kak nya si mardan.

Setelah beberapa hari di perjalanan mardan sampai di rumah si juragan yang meminta simardan bekerja, akhirnya mardan disuruh makan dan mandi. pada saat mandi majikan membantu mardan untuk mandi, namun si mardan berenang di bag mandi si majikan memberitahu kepada situan, tuan simardan mandi di bag katanya seperti di danau toba, lalu si tuan berkata ajarilah dia mandi dengan baik, setelah itu mardan diberi sabun namun si mardan makan sabun si juragan lari lagi ke situan tuan simardan makan sabun ajarilah bawa sabun itu bukan singkong. setelah selesai mandi si jurangan mengajari si mardan mengenal huruf, menulis dan membaca. setelah beberapa tahun berlalu mardan semakin dewasa dan semakin bertumbuh menjadi lelaki yang pintar, bijaksana.

Dan akhirnya simardan diangkat menjadi bos dan dinikahkan dengan putri si tuan dan situan juga merasa senang karena setelah ada si mardan banyak rejeki yang mereka dapatkan setelah 10 tahun akhirnya ayah mertua si mardan meninggal dan mardan tinggal bersama istrinya. dan ibu si mardan dikampung rindu dengan kak perempuannya akhirnya ibu simardan dan kknya berjalan menyusuri ke tempatnya.

Setelah beberapa hari akhirnya mereka sampai dirumah simardan, istri si mardan memberi ibu mardan makan dengan kknya. pada saat mereka mau makan si mardan datang tiba-tiba mardan memangil istrinya siapa mereka, lalu istri menjawab mereka berkata dia ibumu dan saudaramu lalu si mardan menjawab aku tidak punya ibu dan nasi mereka diambil simardan. ibu saya sudah meninggal ujar si mardan lalu ibu mardan dan kknya menangis, lalu ibu mardan berkata apa kamu sudah tidak ingat saya mardan lalu mardan marah dengan sauara keras, setelah itu ibu mardan berkata kalau kau anakku mardan air tarusku akan keluar tetapi jika tidak keluar berarti kau bukan anakku, setlah itu keluarlah air susu ibu dan istri simardan berkata iyah mas itu ibu kita mardan marah lagi dan berkata aku tidak punya ibu dan mardan mengerahkkan majikannya untuk mempersiapkan kapal untuk mardan pergi kerja.

Pada saat mardan mau naik kapal ibunya mardan bersumbah untuk simardan untuk menjadi batu karena dia sudah tidak ingat ibunya dan tidak mengakui setelah doa si ibu akhrinya perahu si mardan menjadi batu dan si majikan berlari ibu gawat, gawat kapal bapak tenggelam dan menjadi batu dan ibu si mardan kembali pulang kekampun dengan ari mata yang berjujuran ditengah perjalanan ibu simardan tidak kuat dan menghembuskan napas terahkirnya dan akhirnya kak si mardan tinggal sebatang kara di kampung. 

semoga cerita saya menyenagkan dan kalau ada salah mohon maaf yah terimahkasih  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline