Lihat ke Halaman Asli

Kasus Pembuatan Sabu oleh Profesor Kimia AS

Diperbarui: 19 Agustus 2024   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah kasus yang melibatkan profesor dalam penyalahgunaan narkoba semakin menjadi perhatian, menimbulkan kekhawatiran tentang moralitas dan tanggung jawab sosial akademisi di Indonesia. Tindakan ini menciptakan ancaman serius terhadap integritas pendidikan dan moralitas bangsa, karena profesor seharusnya menjadi panutan dalam membimbing generasi muda.
Ketika profesor terlibat dalam aktivitas seperti ini, citra akademisi di mata publik memburuk, dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan dapat terkikis. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga moralitas dan integritas dalam dunia akademik.


"Profesor Kimia Ditangkap karena Bikin Sabu di Lab Universitas" judul yang di kutip dari cnnindonesia.com. Kasus penangkapan dua profesor kimia di Universitas Negeri Henderson, Arkansas, karena diduga membuat sabu di laboratorium kampus, menunjukkan pelanggaran serius terhadap etika dan tanggung jawab akademik. Tindakan ini tidak hanya merusak reputasi mereka dan universitas, tetapi juga menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah bisa disalahgunakan dengan konsekuensi hukum dan moral yang berat. Kasus ini menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat di lingkungan akademik dan menjaga integritas dalam dunia pendidikan.


Bradley Rowland dan Terry Bateman, ditahan karena diduga terlibat dalam pembuatan narkoba jenis sabu di laboratorium universitas. Penangkapan mereka terjadi setelah kepolisian kampus melakukan investigasi menyusul temuan bau zat kimia mencurigakan dari laboratorium pada 8 Oktober, yang kemudian mengarah pada pengujian peningkatan kandungan benzil klorida, zat kimia yang sering digunakan dalam produksi sabu.


Akibat dari tuduhan tersebut, Rowland dan Bateman dikenakan cuti administratif sejak 11 Oktober. Keduanya telah bekerja di universitas tersebut selama 10 dan 5 tahun. Kejadian ini menarik perhatian karena dianggap mirip dengan plot dari serial televisi 'Breaking Bad', di mana karakter utama, seorang guru kimia, terlibat dalam pembuatan sabu. Rowland diketahui merupakan penggemar serial tersebut, yang juga disebutkan dalam artikel profilnya di koran universitas pada 2014.


Kehadiran profesor yang terlibat dalam aktivitas kriminal ini mengingatkan pada bagaimana pentingnya pengawasan dan etika di dunia akademik. Ini mirip dengan bagaimana seorang arsitek yang merancang bangunan untuk masyarakat umum harus mematuhi standar keselamatan yang tinggi. Jika arsitek tersebut terbukti mengabaikan standar dan menggunakan bahan-bahan berkualitas rendah, bukan hanya proyeknya yang berisiko gagal, tetapi juga reputasi profesi arsitektur itu sendiri. Begitu pula, tindakan Rowland dan Bateman tidak hanya merusak reputasi mereka sendiri, tetapi juga menciptakan krisis kepercayaan terhadap integritas dan moralitas akademik di mata publik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline