Definisi rokok menurut KBBI adalah “gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas).” Komponen utama dalam rokok adalah tembakau atau “nicotine” yaitu unsur stimulan dan unsur psikoaktif yang mempercepat pengiriman pesan antara otak dan tubuh.
Walaupun rokok dan budaya merokok sangat diterima di masyarakat, sedikit sungguh mengetahui betapa besar bahayanya rokok bagi kesehatan seseorang. Hal yang menunjukkan betapa diterimanya rokok dalam masyarakat adalah data dari Institute For Health Metrics And Evaluation (IHME) yang menunjukkan bahwa “secara global, 1 dari setiap 5 pria dan 1 dari setiap 20 wanita adalah perokok.” Dan untuk menunjukkan betapa bahayanya rokok, berikut adalah beberapa laporan dari organisasi kesehatan yaitu WHO. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat tembakau dan rokok. Dari WHO lagi, sekitar 225,7 ribu orang di Indonesia meninggal akibat penyakit terkait dengan rokok atau tembakau.
Mengapa Rokok Dikonsumsi
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengkonsumsi rokok.
Faktor pertama adalah rasa tertarik penasaran. Menurut American Cancer Society, faktor utama yang seseorang mengkonsumsi rokok adalah daya tarik ketika menghisap rokok. Artikel tersebut menyampaikan bahwa seseorang, khususnya pada masa remaja, mengkonsumsi rokok karena ‘penasaran’ atau ‘terlihat keren’. Faktor ini juga relevan pada remaja karena mereka akan lebih mudah mengalami ketergantungan rokok apabila mengkonsumsinya pada usia muda.
Fakto kedua adalah tekanan luar. Mirip dengan artikel sebelumnya mengenai alkohol, seorang yang merasa tertekan atau mengalami perasaan negatif seperti rasa cemas, marah, takut, dsbnya, akan mencari berbagai cara untuk meringankan perasaan negatif tersebut. Cara-cara untuk meringankan bisa berupa yang positif seperti hobi, atau yang negatif, salah satunya dalam konteks artikel ini adalah penggunaan rokok. Menurut artikel website ‘Talk to Frank’, para pengguna rokok percaya bahwa konsumsi rokok membantu mereka untuk menenangkan diri dan mengurangi rasa stress. Kepercayaan ini disebabkan oleh rasa ketergantungan seseorang pada rokok, sehingga pengguna rokok tidak akan merasa tenang tanpanya.
Akibat Rokok Terhadap Tubuh
Menurut Alcohol and Drug Foundation, ketika mengkonsumsi rokok, “tidak tingkat konsumsi yang aman untuk narkoba.” Oleh karena itu dampak rokok terhadap tubuh seorang pengguna rokok bisa berbeda-beda. Bahaya utama dari rokok adalah pengaruhnya kepada kondisi fisik pengguna dan ketika seorang pengguna mengalami “withdrawal symptoms” atau “gejala penarikan."
Kandungan nikotin dalam rokok dapat memengaruhi fungsi tubuh dan pikiran, yang dapat menimbulkan efek berbahaya dan bahkan mengancam nyawa. Konsumsi rokok dapat melemahkan sistem imunitas seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap serangan virus dan penyakit. Seorang pengguna rokok akan juga rentan terhadap serangan penyakit-penyakit lain seperti diabetes, stroke, pnemonia, penyakit-penyakit jantung dan penyakit-penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Ini terjadi karena kandungan nikotin dalam rokok yang melemahkan sistem imun tubuh seperti yang disampaikan sebelumnya, dan juga melemahkan fungsi-fungsi tubuh sehingga tidak bekerja dengan semestinya. Melemahnya imunitas tubuh juga membawa resiko munculnya kanker karena tubuh yang tidak mampu untuk membunuh sel kanker.
Banyak sekali dampak buruk yang disebabkan oleh penggunaan rokok. Dampaknya bisa mengancam nyawa seseorang. Oleh karena itu, seorang yang sudah merasakan langsung dampak penggunaan rokok maka mereka akan mencoba untuk melepaskan dirinya dari rokok.
Sedihnya, seseorang yang mencoba untuk melepaskan diri dari rokok akan merasakan 'gejala penarikan' atau 'withdrawal symptoms'. Gejala ini adalah respon tubuh yang sudah ketergantungan pada rokok. Medical News Today menyampaikan bahwa gejala penarikkan rokok biasanya muncul 4 - 24 jam setelah berhenti merokok. Menurut organisasi kesehatan 'Centers For Disease Control and Prevention' (CDC) dan artikel website Better Health Channel, gejala penarikkan yang muncul adalah keingingan kuat untuk merokok lagi, ini disebabkan oleh dampak ketergantungan rokok pada tubuh. Seseorang yang berhenti merokok akan lebih sering cemas, terganggu, cepat marah, tertekan, dan sulit untuk tenang. Akan juga muncul rasa kegelisahan, kesulitan untuk tetap fokus, dan kesulitan tidur. Ini disebabkan oleh kehilangan rasa relaksasi yang muncul ketika mengkonsumsi rokok. Gejala umum terakhir ketika seorang berhenti merokok adalah lebih sering rasa lapar atau lebih mungkinuntuk menambah berat badan. Gejala ini muncul akibat rasa stress tanpa nikotin atau sistem kerja tubuh yang melemah sehingga tidak membakar kalori dengan cepat.