Lihat ke Halaman Asli

Cara Membantu Balita Mengidentifkasi Peran Seks

Diperbarui: 15 Desember 2015   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran seks atau peran jenis kelamin pada anak-anak, sudah mulai muncul pada masa bayi sampai pada masa kanak-kanak awal. Oleh Elizabeth B. Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan, menyebut tahapan perkembangan bayi dalam beberapa ciri. Salah satu ciri masa bayi (2 minggu-2 tahun), masa bayi adalah permulaan berkembangnya peran seks. Sementara itu, salah satu peristiwa penting dalam perkembabangan bahasa, anak berusia 3 tahun sudah mampu menyebut nama lengkapnya, dan juga jenis kelaminnya. Hal ini berarti, anak-anak berusia 3 tahun sudah mampu mengidentifikasi dan mengenal dirinya, jenis kelaminnya dan melakukan hal-hal sesuai dengan usia dan peran jenis kelaminnya.

Anak-anak batita senang meniru apa yang dilakukan ayah dan ibunya. Seperti, anak perempuan senang memakai sepatu, tas dan berdandan laksana ibu mau berangkat kerja. Anak laki-laki senang duduk memangku kaki, membaca koran, mengutak-atik sepeda atau mobil-mobilan laksana ayahnya. Kesempatan tersebut, juga dapat digunakan untuk menjelasakan kepada anak, makna dibalik tindakan anak. Seperti : “Oh! Kamu sedang meniru mama ya! Kamu adalah anak perempuan seperti mama!”

Ketika anak diberi penjelasan seperti itu, orang tua pun telah membantu anak mengenal dirinya dan peran jenis kelaminnya. Beberapa cara sederhana di bawah ini, dapat dilakukan orang tua untuk menolong batita, memasuki permulaan perkembangan peran seks dan mempelajari ketrampilan baru sesuai dengan peran jenis kelaminnya.

1. Identifikasi peran jenis kelamis melalui foto.
Orang tua dapat menggunakan foto-foto anggota keluarga dan kawan-kawan sebaya anak di rumah, baik laki-laki atau perempuan. Kemudian, orang tua dapat menunjukan foto-foto tersebut kepada anak, sesuai dengan jenis kelamin atau peran seks. Contohnya : “Ini foto mas Budi. Mas Budi adalah anak laki-laki.” Selanjutnya, orang tua dapat memberikan pertanyaan terbuka kepada anak. “Kamu termasuk anak laki-laki atau perempuan?”

2. Identifikasi peran jenis kelamin melalui ciri-ciri fisik
Pengenalan peran jenis kelamin melalui ciri-ciri fisik, juga dapat dilakukan. Orang tua dapat melakukan identifikasi ciri-ciri fisik ini, melalui foto-foto yang sebelumnya diperkenalkan kepada anak. Orang tua dapat menjelaskan kepada anak, bahwa anak laki-laki atau laki-laki memiliki badan yang tegap dan kadang berotot, Laki-laki dewasa akan memiliki kumis di wajahnya, dan mereka suka bercukur. Orang tua juga dapat menjelaskan kepada anak, bahwa anak perempuan atau perempuan ada yang berambut pendek dan ada yang senang memanjangkan rambutnya. Apabila sudah besar atau dewasa, anak perempuan senang berdandan atau merias wajahnya.

3. Identifikasi peran jenis kelamin melalui permainan atau mainan.
Orang tua juga dapat memperkenalkan kepada anak, melalui permainan atau mainan yang dapat mencirikan peran jenis kelamin. Ketika orang tua sedang mendampingi anak bermain boneka kesayangannya. Orang tua pun dapat menjelaskan kepada anak. “Wah! Kamu sedang member susu dan mengganti bajunya. Persis, seperti yang ibu lakukan buat kamu. Nanti kalau sudah besar, kamu dapat membantu ibu menjaga adik juga ya!”

4. Identifikasi peran jenis kelamin dengan mengembangkan ketrampilan baru
Orang tua pun dapat membantu anak, mengidentifikasi peran jenis kelamin ini dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru pada anak. Orang tua dapat melibatkan anak membantu orang tua, melakukan tugas-tugas rumah yang dapat dikerjakan anak. Tentu saja, orang tua pun tak perlu mengharapkan anak melakukannya dengan sempurna, seperti yang diharapkan. Tugas-tugas sederhana yang dapat dilakukan anak, Anak perempuan dapat membantu ibu, membereskan tempat tidur dan menaruh cucian kotor. Sementara itu, anak laki-laki dapat membantu ayah mencuci mobil dan sebagainya.

5. Penggunaan fasilitas umum di tempat publik
Ketika orang tua mengajak anak jalan-jalan ke tempat publik, seperti supermarket dan mall, bandara, tempat rekreasi, kolam renang dan sebagainya. Beberapa fasilitas umum, seperti toilet maupun ruang ganti telah menggunakan simbol yang menunjukan fasilititas tersebut digunakan oleh anak laki-laki atau perempuan. Melalui gambar simbol di fasilitas umum yang digunakan, orang tua pun dapat mengajar dan membimbing anak, menggunakan fasilitas umum yang sesuai untuk anak perempuan dan laki-laki.

Tentunya, melalui lima cara sederhana di atas, orang tua dapat membantu si kecil untuk mengenal dirinya dan peran seks didalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.

Salam..... (Ambon, 15 Desember 2015)

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline