Johan memperlihatkan Surat Keterangan Penerbitan dari Direktorat Repositori Multimedia dan Penerbitan Ilmiah BRIN.
Seorang Kompasianer dari Kabupaten Sragen, Johan Wahyudi, berhasil meraih prestasi di tingkat nasional. Johan Wahyudi yang juga seorang guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Kalijambe berhasil mencatatkan karyanya di Penerbit Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lewat naskah bukunya yang berjudul Menjadi Pembicara Hebat. BRIN adalah satu-satunya badan penelitian nasional yang merupakan gabungan dari semua badan penelitian nasional Indonesia, seperti LIPI, BPPT, BATAN, dan (LAPAN).
Johan bercerita, awal ketertarikannya untuk mengirimkan karyanya setelah beberapa teman menilai jika buku-bukunya layak diterbitkan di Penerbit BRIN. Kebetulan BRIN juga sedang mengadakan Program Akuisisi Pengetahuan Lokal dalam Bentuk Buku dan Audiovisual. Akhirnya, pada 7 Juni 2022, Johan mengirimkan naskah buku yang berjudul Menjadi Pembicara Hebat.
Pada 15 Juli 2022, Penerbit BRIN menyampaikan informasi bahwa naskah bukunya lolos. Dijelaskan, naskah yang dikirim telah diteliti keasliannya dengan menggunakan software pendeteksi plagiarisme. Hasilnya hanya ditemukan 27% similarity index dari batas toleransi sebesar 30%.
Selanjutnya, BRIN mengundang Johan untuk mengikuti wawancara secara daring. Ada tiga pewawancara dari Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah Penerbit BRIN. Dalam wawancara itu, Johan diminta untuk menceritakan isi buku, motivasi penulisannya, dan kesediaannya untuk merevisi sesuai arahan editor dengan batas waktu yang ditentukan. Tentu saja Johan bersedia memenuhi semuanya.
Pada 18 Januari 2023, Johan mendapatkan kabar bahwa hasil revisinya sudah diterima Penerbit BRIN. Reviewer ahli menyatakan bahwa naskah bukunya sudah memenuhi persyaratan. Untuk itu, Penerbit BRIN mengundang Johan untuk koordinasi pada 6 Februari 2023. Pada koordinasi secara daring itu, Penerbit BRIN menawarkan ukuran buku, ISBN, dan desain cover.
Pengalaman Baru
Dunia tulis-menulis bukan dunia baru bagi Johan. Guru yang tinggal di Rejosari, Donoyudan, Kalijambe, Sragen ini sudah malang melintang di bidang literasi sejak puluhan tahun lalu. Pada 2009, Johan pernah meraih Juara 1 Nasional dalam Sayembara Naskah Buku Pengayaan Pusat Perbukuan Kemdiknas. Pada tahun 2020, Johan kembali meraih Juara 2 Nasional dalam Lomba Esai yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Hingga kini, Johan sudah menulis dan menerbitkan puluhan buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Ada buku teks dan juga buku nonteks. Bahkan pada tahun 2018, lima judul bukunya pernah dicetak massal lebih dari 500000 eks. Namun, semua hasil itu belum juga membuat Johan puas diri.
Ketika mendapatkan informasi bila Penerbit BRIN sedang melaksanakan program akuisisi, Johan tertarik mengikutinya. Terlebih, ini adalah kesempatan emas karena naskah yang lolos akan diterbitkan oleh Penerbit BRIN. Semua orang tentu tahu bahwa BRIN adalah lembaga negara yang sangat tinggi reputasinya. Tentu banyak profesor dan doktor lulusan dalam dan luar negeri aktif berkiprah di lembaga itu.
Namun, ini pula yang membuat Johan sempat grogi. Sebagai guru biasa, ada perasaan kurang percaya diri karena harus bersaing dengan para akademisi senior. Johan yakin, Penerbit BRIN pasti menjadikan isi naskah sebagai dasar utama penilaian. Karena itu, Johan bertekad untuk bisa mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa dan negara.