Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Lima Kriteria Tulisan Layak Diterbitkan

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13450096671230647197

[caption id="attachment_206864" align="aligncenter" width="624" caption="Mestinya buku ditulis berdasarkan kajian ilmiah sehingga memberikan dampak positif."][/caption]

Semua penulis tentu menginginkan tulisannya dapat diubah menjadi sebuah buku. Dengan berbentuk buku, tulisan-tulisan itu menjadi lebih rapi. Orkestrasi pikiran menjadi jelas sehingga penulis dan pembaca mudah memahami isinya. Maka, produk buku seharusnya diimpikan semua penulis, termasuk Anda.

Namun, tidak semua naskah atau tulisan layak diterbitkan menjadi sebuah buku. Buku seharusnya berasal dari kajian mendalam penulisnya. Semestinya buku dapat menjadi referensi ilmiah karena benar-benar berasal dari eksplorasi pikiran dan imajinasi. Sayangnya, banyak sekali buku-buku diterbitkan tetapi kurang diperhatikan isinya. Sekadar coretan lalu dibukukan. Tak bermaksud buruk, sebaiknya kebiasaan itu dihindari. Jadilah penulis buku dengan mengandalkan penalaran ilmiah.

Berkenaan dengan semangat menulis buku, saya terinspirasi oleh beragam pertanyaan yang pernah disampaikan oleh teman-teman. Pertanyaan itu disampaikan berkenaan dengan kriteria tulisan yang layak diterbitkan. Menurutku, setidak-tidaknya, ada lima kriteria sebuah naskah layak dibukukan. Apa saja itu?

Pertama, layak materi. Buku mestinya bermuatan keilmuan. Muatan itu dapat berasal dari hasil penelitian, kajian pustaka, atau pengalaman hidup. banyak sekali hasil penelitian hanya dikumpulkan di sebuah lemari yang yang tak terjamah. Banyak sekali buku digunakan sebagai referensi. Dan banyak sekali buku biografi ditulis karena sang tokoh memang memiliki kelebihan yang layak diteladani.

Kedua, layak bahasa. Banyak sekali buku diterbitkan tetapi tidak mengindahkan ketaatan berbahasa. Jika berbentuk buku fiksi, tentu itu tidak menjadi masalah karena sastra memiliki kemerdekaan berbahasa (licentia poetrica). Namun, mestinya bahasa diperhatikan oleh para penulis nonfiksi. Bahasa itu menuntun pikiran pembaca. Jika buku itu menggunakan bahasa yang baik dan komunikatif, tentunya pembaca akan senang membaca dan mudah memahami isinya.

Ketiga, layak tampilan. Banyak sekali buku hanya ditampilkan ala kadarnya. Ukuran huruf terlalu kecil atau terlalu besar. Terlalu banyak atau terlalu sedikit ilustrasi ditampilkan. Kertas berkualitas rendah. Cetakan pun kurang rapi. Buku-buku itu tentu tidak akan memancing keinginan orang pembaca untuk membacanya. Boro-boro membeli bukunya, membacanya saja sudah malas.

Keempat, layak promosi. Betapa bangganya penulis ketika bukunya dibaca banyak orang. Itu adalah dambaan setiap penulis buku. Namun, begitu banyak pula pembaca dibuat kecewa karena penulis. Mengapa? Rereta penulis itu hanya pandai mempromosikan bukunya tetapi tidak diimbangi dengan kualitas produk. Maksud hati ingin mendapatkan ilmu baru dari buku yang ditulis teman, apa daya pembaac terkecoh kekuatan promosinya.

Kelima, layak harga. Penulis akan mendapatkan hasil dari pekerjaannya sebagai penulis. Pendapatan itu sering disebut royalti. Royalti adalah bagi hasil penjualan buku. Nah, royalti sangat ditentukan harga buku. Rerata penulis memasang harga buku terlalu mahal karena ia berharap agar mendapatkan royalti yang besar. Sayangnya, penulis lupa bahwa banyak dikalikan sedikit itu sama dengan sedikit. Namun, sedikit dikalikan banyak akan menghasilkan hasil yang banyak sekali. Oleh karena itu, hendaknya harga buku terjangkau saku konsumen.

Kekuatan penulis itu terletak pada kekuatan mutu produk. Meskipun berada di dasar laut, minyak bumi tetap digali karena bernilai ekomomi yang teramat tinggi. Sebaliknya, begitu menggunung sampah di sekitar kita. Namun, sampah-sampah itu hanya dihuni oleh lalat dan tikus. Jika toh para pemulung mencari nafkah ke sana, tak semua sampah diangkutnya. Pastilah sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi. Maka, alangkah baiknya jika penulis memerhatikan lima kriteria tulisan layak diterbitkan. Yuk, bergabung ke komunitas Nulis Buku Maniabiar menulis buku menjadi lebih mudah!

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline