Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Terima Kasih Warga Jakarta (Pidato Jokowi)

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1342065509796202503

[caption id="attachment_200058" align="aligncenter" width="640" caption="Kita merindukan pemimpin yang mau mendengar keluhan rakyatnya."][/caption]

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabaraakaatuh Salam sejahtera untuk kita semua Terlebih dahulu, marilah kita bersyukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Pemurah karena kita masih diberikan banyak kenikmatan, seperti nikmat sehat, nikmat aman, nikmat rezeki, nikmat nafas dan beragam nikmat lainnya. Mustahillah kita dapat menghitung beragam kenikmatan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Selanjutnya, perkenankanlah kami untuk menyampaikan pidato berkenaan dengan hasil sementara Pemilukada DKI Jakarta. Pembaca yang mulia, Sungguh merupakan anugerah yang teramat indah bagi kita. Suatu rahmat Tuhan yang tiada terkira besarnya. Mengapa? Karena Pemilukada DKI Jakarta dapat terlaksana secara jujur, adil, aman, dan transparan. Ini adalah kemenangan kita hingga hari ini karena kita sempat dibuat khawatir oleh beragam isu yang berkembang bahwa Pemilukada DKI Jakarta berpotensi untuk terjadinya gangguan keamanan dan stabilitas politik. Ternyata, kita dapat menikmati pesta demokrasi ini dengan baik dan santun. Secara pribadi, saya mengakui bahwa saya memang berasal dari daerah. Namun, sedari awal saya sudah berniat untuk mengabdikan diri berdasarkan potensi yang saya miliki. Saya tidak pandai beretorika sebagaimana para politikus yang memang pandai bersilat lidah. Saya hanya berusaha menjaga kepercayaan masyarakat dengan bekerja sebagaimana tugas saya sebagai kepala daerah. Apa yang telah saya dapatkan bukanlah hasil kerja saya semata. Namun, semua itu merupakan bukti nyata bahwa rakyat mudah diajak bekerja sama. Mereka - rakyat - mudah diajak berbenah jika memang pemimpinnya itu memberikan keteladanan nyata. Rakyat haus akan kepemimpinan yang elegan dan merakyat. Pemimpin bukanlah penjajah rakyatnya sehingga rakyat harus digusur dan dibuang bak sampah. Pembangunan memang harus dilaksanakan tetapi pembangunan tidak harus mengorbankan rakyat. Sebagai pemimpin yang dipilih rakyat, saya hanya berusaha melaksanakan tugas sebagai pemimpin yang memang bertugas untuk mengayomi dan menyejahterakan mereka. Pemimpin yang baik seyogyanya makan terakhir setelah semua rakyatnya selesai makan, tetapi paling awal ketika bekerja sebelum rakyatnya merasakan kelaparan. Pemimpin yang mau terjun langsung untuk bertemu warga demi mendengar keluh kesah dan keinginan warga. Bukan pemimpin yang hanya pandai duduk dan memimpin rapat seraya menunjuk-nunjuk jari kepada bawahannya. Pembaca yang budiman, Saat ini, kita memang memerlukan figur pemimpin yang demikian. Pemimpin yang benar-benar membela rakyat seraya mau mendengarkan keinginan rakyatnya. Mohon dipahami bahwa itu tidak berarti bahwa figur itu terdapat pada diri saya. Namun, saya hanya merasa terpanggil untuk menunjukkan bahwa bangsa ini masih memiliki generasi yang peduli kepada bangsanya. Tidak sedikit pun keinginan untuk memerkaya diri dan atau menggunakan kesempatan demi kepentingan pribadi. Kita telah melalui putaran pertama dengan hasil gemilang. Pada September 2012 nanti, insya Allah, kita akan mengikuti Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua. Pada saat itulah, nasib Jakarta akan dipertaruhkan untuk waktu setidak-tidaknya lima tahun mendatang. Dengan hasil kepemimpinan selama lima tahun sebelumnya, apakah warga Jakarta sudah merasa puas? Andalah, wahai warga Jakarta, yang dapat menilainya. Jika Anda memang merasa puas dengan lima tahun kepemimpinan sebelumnya, saya ikhlas dan legawa menerima hasil Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua. Namun, saya tidak akan ikhlas jika warga Jakarta tidak puas dan berkata puas karena terintimidasi oleh pihak lain. Warga Jakarta yang berbahagia, Jujur, keberhasilan ini merupakan keberhasilan bersama. Kita tidak boleh mengklaim bahwa keberhasilan perjuangan ini dimiliki satu atau dua pihak. Oleh karena itu, saya perlu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terlebih kepada warga Jakarta yang telah memilih saya. Marilah kita ubah jakarta agar menjadi kota yang lebih baik. Atas beragam kekurangan-kekurangan kepemimpinan sebelumnya, marilah kita belajar dan berusaha memerbaikinya. Namun, di sisi lain, kita memang harus mensyukuri keberhasilan ini. Oleh karena itu, sejenak marilah kita berucap syukur alhamdulillah kepada Allah Tuhan yang Maha Penyayang. Marilah kita berusaha menjadi hamba yang pandai bersyukur. Keberhasilan perjuangan kita hingga dapat melewati Pemilukada DKI Jakarta putaran pertama tidak dapat dilepaskan dari kemurahan-Nya. Maka, kita tentu harus mensyukuri nikmat itu karena janji Tuhan: Barang siapa pandai bersyukur kepada-Ku, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepadanya. Dan jika mereka ingkar terhadap nikmat-Ku, sesungguhnya adzabku sungguhlah teramat pedih. Dalam kondisi tenang, marilah kita berusaha menjaga kekompakan seraya menjaga persatuan dan komunikasi antarwarga. Jagalah keamanan dari dan untuk kita. Kita perlu memertahankan situasi yang kondusif ini hingga nanti. Jika kita mampu menjaga solidaritas dan kekompakan, saya yakin bahwa Jakarta akan mempunyai pemimpin yang kredibel, kapabel, dan akuntabel. Jika memang saya memiliki kekurangan dan atau melakukan penyimpangan, silakan warga menjalin komunikasi secara langsung. Saya menyiapkan piranti komunikasi, seperti nomor HP, tweeter, kompasiana, email dan lain-lain. Satu hal yang harus dijaga: jangan menyebar fitnah melalui laporan fiktif karena saya tidak menyukainya. Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Tentunya saya pun memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itulah, saya membuka diri atas beragam kritik dari warga dan pembaca yang baik hati. Mari kita bangun Jakarta menuju Indonesia baru. Jayalah Indonesiaku! Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabaakaatuh.

[caption id="attachment_200059" align="aligncenter" width="480" caption="Mari kita wujudkan Jakarta agar menjadi kota yang lebih baik."]

1342065581672345458

[/caption]

Hormat saya,

JOKOWI

(Johan "Kompasianer" Wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline