Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Modal Kawin

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Jodoh memang menjadi rahasia Tuhan. Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan adalah penentunya. Jika memang belum berjodoh, kadang pacaran bertahun-tahun tiada guna. Meskipun sudah berikrar janji, toh pasangan itu memang tak berjodoh. Akhirnya mereka pun berpisah, baik secara baik-baik maupun saling mengumpat satu sama lain.

Namun, perjodohan pun dapat terlakukan secara kebetulan. Saya pernah mendengar kisah ustadz yang mengisi ceramah di sebuah pengajian. Hanya gara-gara bersin, seorang pemuda dan pemudi berjodoh. Ketika sang pemuda bersin lalu berucap alhamdulillah, sang pemudi pun berucap yarhamukallah. Karena mendengar ucapan mulia itu, sang pemuda pun memberanikan diri untuk bertanya kepada sang pemudi. Pada akhirnya, keduanya pun berkenalan dan akhirnya berjodoh. Lucu dan teramat mengesankan: gara-gara bersin, jodoh pun didapat.

Berkenaan dengan perjodohan, saya dibuat ketawa terpingkal-pingkal sore tadi. Ketika itu, saya akan menjemput anakku yang sedang mengikuti pelajaran tambahan di sekolahnya. Alhamdulillah, anakku lolos penyisihan olimpiade kuark. Kini, anakku sedang dipersiapkan gurunya seraya diminta mengikuti pelajaran tambahan khusus materi kuark. Pelajaran tambahan itu berlangsung hingga jam 16.00. Dan saya pun menggunakan waktu luang untuk saling bertukar sapa dengan guru-guru di sekolah anakku.

Kebetulan, guru-guru di sekolah anakku rerata belum berjodoh. Meskipun pak guru bertampang ganteng, mereka masih betah men-jomblo alias melajang. Entah, saya pun tidak mengetahui penyebab guru itu betah menyendiri. Sedemikian halnya dengan bu guru. Rerata bu guru di sekolah anakku juga relatif berwajah cantik. Wajah khas Solo yang teramat keibuan. Dan ibu-ibu guru di sekolah anakku rerata juga masih melajang.

Ketika saya bertemu dengan pak guru di sana, tadi sore kita berdiskusi panjang tentang perjodohan. Waktu saya bertanya tentang penyebab ketidaktertarikan untuk segera menikah, beberapa guru langsung menjawab, “Belum punya duit, Pak.”

Mendengar jawaban itu, saya langsung berang bercampur tawa, “Mas, kawin tak perlu duit. Kawin cuma perlu perkasa.”

Mendengar ucapanku, sekitar sepuluh pak guru di sana, semua tertawa terbahak-bahak. Bahkan, seorang guru yang berusia relatif muda hampir-hampir terjatuh karena menahan perutnya yang mual. Sebenarnya saya tidak ingin membanyol, tetapi memang benar begitu.

Saya bermaksud menyampaikan bahwa lelaki memang harus perkasa. Lelaki harus keras bekerja karena lelaki sulit bekerja kalau tidak keras. Mendengar ucapanku ini, lagi-lagi guru-guru muda itu tertawa terbahak-bahak. Akhirnya saya suma membatin, “Ya beginilah guru jomblo. Mendengar ucapan begitu saja sudah tertawa, gimana kalau merasakan aslinya.” Hahahahaa.....

Teriring salam,

Johan Wahyudi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline