Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Menjual Diri

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13015482081299757779

[caption id="attachment_99255" align="aligncenter" width="640" caption="Ketika aku menjual diri ke Kalimantan Tengah."][/caption]

Sebagai makhluk berakal, manusia mempunyai kelebihan dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Kelebihannya itu terletak pada kemampuan berpikir. Dengan analisis dan kemampuan menciptanya, manusia dapat merambah dunia yang dahulu dipandang sebagai sesuatu yang tidak munkin. Namun, otak manusia ternyata mampu menjangkaunya. Bahkan, manusia mampu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir seraya membuat inovasi-inovasi baru bidang teknologi. Maka, terciptalah sebuah piranti lunak bernama internet sebagai alat pembantu manusia agar pekerjaannya menjadi lebih ringan. Namun, manusia jarang menyadari kegunaan internet sebagai media yang sarat manfaat. Banyak pengguna internet hanya menggunakannya untuk bersenang-senang. Tak lebih dari itu. Bagi pelajar dan mahasiswa, mereka dapat bersenang-senang karena mudah mendapatkan jawaban ketika diberi PR (Pekerjaan Rumah) oleh guru dan dosennya. Bagi ibu rumah tangga, mereka dapat bersenang-senang karena mendapatkan beragam resep masakan yang lezat secara gratis. Bagi penggila pakaian dan perhiasan, mereka dapat bersenang-senang dengan melihat-lihat beragam benda berharga yang terpampang di sana. Lalu, apakah internet hanya digunakan untuk bersenang-senang? Alangkah baiknya jika internet digunakan untuk mencapai sesuatu sebagai akar dari cita-cita semula. Dengan kecanggihan dan kemudahan mendapatkan informasi, selayaknya manusia berpikir untuk menggunakan internet sebagai sarana menjual diri. Layakkah diriku dijual? Sebuah retorika yang hanya dapat dijawab penulisnya. Aku mengenal internet belum lama. Dibandingkan dengan teman-teman lainnya, aku termasuk manusia yang masih tergolong awam tentang internet. Hingga hari ini pun, aku belum berkemampuan untuk menggunakan beragam fitur dan fasilitas dalam internet. Dan itu menjadi tantangan bagiku. Sebagai pendidik, aku menggunakan internet untuk menunjang karierku. Aku berusaha mencari beragam informasi dan bahan pendidikan. Sebagai penulis buku, aku berusaha mengikuti perkembangan terkini tentang buku-buku yang menjadi best seller sebagai parameter animo pembaca. Sebagai peneliti, aku berusaha mencari informasi berkenaan dengan beragam jenis penelitian yang saat ini dikembangkan. Dan sebagai motivator, aku berusaha mengi-up date wawasanku agar berkesahajaan di depan audiens. Ternyata, konsistensi itu mampu menghasilkan sesuatu yang bermakna, baik secara lahirian maupun batiniah. Secara lahiriah, aku dicukupkan Tuhan melalui pendapatan materi secara tak terduga. Aku sering berkesempatan untuk menghadiri undangan di berbagai daerah. Ketika bertemu peserta kegiatan, aku bertanya, "Dari mana Anda mengenalku?" Mereka pun menjawab, "Kompasiana." Kepuasan tidak hanya diukur dengan pencapaian materi. Melalui kegiatan menulis, aku mendapatkan kepuasan batiniah yang tak terperikan. Tak terasa, aku hampir menyentuh usia satu tahun di kompasiana. Pada 19 April 2011 nanti, aku akan berulang tahun yang pertama. Ketika aku melihat "tabungan"-ku, aku berdecak kagum. Ternyata, aku telah berkemampuan menyusun tulisan dalam jumlah yang mengagumkan. Ketika arsip itu kulihat, aku sempat meneteskan air mata. "Benarkah aku sudah menulis sebanyak itu?" tanya batinku. Rasa-rasanya, aku baru belajar menulis kemarin malam. Ternyata, sungguh luar biasa! Di situlah aku menemukan kepuasan batiniah! Kini, aku mulai menata dan menata diri seraya menjaga konsistensi kepenulisan. Aku ingin mengukir sejarah dunia kepenulisan. Dengan menjaga konsistensi tulisan, itu akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat. Dan aku teramat mempercayai akan hal itu. Sebuah komitmen sudah terpatri kuat dalam sanubari. Pantang menyerah dan mundur sejengkal sekalipun! Selamat siang menjelang jeda istirahat. Semoga tulisan ini menjadi inspirasi bagi yang menghendaki, terkhusus diri yang sedang belajar. Amin. Terima kasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline