Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Generasi Pemalas

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap pergi ke kota, saya pasti menjumpai pengamen, pengemis, dan gelandangan. mereka biasanya mangkal di pertigaan atau perempatan yang ada lampu bang-jo atau traffic light-nya. Mereka meminta sedekah atau pemberian kepada setiap pengendara motor atau mobil yang berhenti. Jika memang ada uang di dashboard, saya berusaha memberinya. Namun, saya sering juga bersikap cuek jika ternyata tidak tersedia.

Akhir-akhir ini, saya dikejutkan dengan semakin banyaknya pengamen. Mereka sering bergerombol dengan membentuk kelompok. Ada sekitar 3-6 orang. Alat musiknya pun beragam. Namun, alat music itu merupakan buatan mereka. Terlihat dari peralatan itu yang terbuat dari pralon.

Yang membuatku terhenyak dan sedih adalah umuran mereka. Ternyata, mereka rerata berumur sekitar 12 – 20 tahun. Umur yang sangat relative muda. Bahkan, di antara mereka masih berusia anak sekolah setara SD atau SMP. Ada juga pengamen yang berusia remaja dan pemuda. Mereka tampak sehat-sehat saja.

Melihat kondisi itu, saya sangat menyayangkan orang tua dan lingkungannya. Mereka adalah generasi yang seharusnya berada di kursi sekolah. Mereka seharusnya belajar agar mendapatkan masa depan. Namun, mengapa mereka berada di jalanan?

Saya tidak menyalahkan mereka. Mungkin mereka memang berasal dari keluarga miskin. Keadaan memaksa mereka untuk mengamen. Namun, saya sering kecewa dan sedih jika mendapati mereka justru merokok atau jajan.

Para pengamen itu telah menyia-nyiakan waktu dan usianya. Mereka sudah berkorban semuanya: waktu, tenaga, pikiran, dan kesehatan. Namun, mereka seakan tidak menganggapnya sebagai sebuah pengorbanan. Mereka lebih memilih pekerjaan hina itu dengan minta-minta. Demi serupiah-dua rupiah, mereka menggunakan kesempatan untuk bersenang-senang sesaat. Dasar generasi pemalas!

Jika kondisi itu terus berlanjut, saya menaruh iba dengan nasib bangsa saya. Suatu saat, bangsa kita dapat mengalami degenerasi alias kehilangan generasi penerus. Generasi yang tidak bermental pejuang. Generasi yang hanya bermental sebagai peminta-minta. Oleh karena itu, pemerintah harus segera melakukan pembenahan secara sinergis dengan departemen terkait.

Mereka adalah warga negara yang berhak mendapatkan layanan. Ini dijamin undang-undang dasar. Jadi, pemerintah tidak boleh bersikap diam atau pasif. Saya menduga dan berkeyakinan bahwa mereka pergi ke jalanan karena keadaan. Ayo pemerintah, wujudkan impian mereka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline