Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Kita [Tidak] Sedang Bermusuhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_209412" align="alignleft" width="150" caption="Sumber: http://www.kompasiana.com"][/caption] Tadi pagi, saya memosting tulisan berjudul Menanti Kematian. Alhamdulillah, tulisan itu mendapat reader yang lumayan banyak. Lebih dari 200 reader nge-klik tulisan itu. Tulisan itu sengaja diposting untuk mengajarkan dan membelajarkan saya. Jujur, saya benar-benar terkondisi seperti isi tulisan tersebut. Senada dengan kebiasaan, saya bermaksud mengikuti Blogging Day. Semalam, saya menyiapkan tiga buah tulisan. Saya meminta istriku untuk menjadi penyunting isi dan bahasa. Menurutnya, ketiga tulisan itu sudah bagus. Semua tulisan (Solusi Bijak Kemacetan Jakarta, Aku Malu Jadi Guru {Bahasa Indonesia], dan Berat Sama Dipikul Ringan Sama DIjinjing) terinspirasi dari peristiwa keseharian. Tidak ada maksud disengaja untuk lomba. Maka, foto-foto itu memang sudah tersedia sebelum ada lomba. Lalu, sepulang sekolah, saya pun segera menjemput anak lanang ke Gemolong. Anakku pulang jam 13.45. Begitu terlihat di pintu gerbang sekolah, anakku langsung kuajak ke warnet. Agar anakku tidak rewel, dia boleh mengambil makanan dan minuman sesukanya. Saya ingin berbagi inspirasi dalam lomba Blogging Day. Semoga bermanfaat dan membahagiakan kompasiana dan kompasianer tercinta. Namun, alangkah terkejutnya. Satu jam di warnet, tak satu pun tulisan muncul. Begitu ramainya lalu lintas sinyal. Wah, ini pasti gara-gara Blogging Day. Saya terus meng-klik. Alhamdulillah, ketiga tulisan itu dapat masuk meskipun melalui problem loading terus. Sore ini, saya mampir ke warnet untuk mengecek reader. Alangkah terkejutnya. Tak satupun komentar masuk. Hanya ada sekitar 13 reader yang nge-klik tulisan Solusi Bijak Kemacetan Jakarta tanpa komentar. "Ini adalah tindakan tidak sportif", batinku. Saya katakan demikian karena kita berperilaku tidak jujur. Kita masih menganggap bahwa sesama kompasianer adalah musuh. Kita adalah pesaing. Oleh karena itu, kita harus saling mengalahkan. Wah, jika dugaan saya itu benar, alangkah nistanya usaha kita selama ini. Kita telah membina komunikasi intensif untuk saling berbagi inspirasi. Hanya disebabkan takut lawan memang, lalu kita tidak berani memberi komentar. Takut kalah, ya...? Mengapa kita bersikap demikian? Tidakkah kita sebaiknya bersikap seadanya. Biarlah admin kompasiana mengelola tulisan-tulisan itu. Jika tulisan kita berkualitas, pastilah jadi pemenang. Jika toh tidak menjadi pemenang, tulisan kita masih bermanfaat bagi pembaca yang lain. Tenang saja. Kita bukan musuh, lho. Itulah yang harus dipahami. Ok?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline