Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pelepas Dahaga

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_157268" align="alignleft" width="300" caption="Mas Yanto sedang menyiapkan es degan pesananku."][/caption]

Hari ini, saya benar-benar sibuk. Jamenam pagi saya harus mengendarai mobil sendirian menuju kota Sragen dan Solo. Hari ini, saya memang mendapat tugas untuk menemui beberapa pejabat. Ya,hari ini saya memang diminta audisensi untuk beberapa kepentingan. Alhamdulillah, berkat doa rekan-rekan kompasiana, keluarga, dan sahabat serta semangat kerja keras, semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.

Usai menyelesaikan pekerjaan di Kota Sragen, saya harus menghadiri rapat di Solo. Setibanya di sana, suasana sudah tampak melelahkan. Saya pun bersegera untuk merampungkan semua tugas. Maklum, jam sudah menunjukkan angka 12.00. Ini berarti waktu ishoma (istirahat, sholat, makan). Dan tepat jam 13.00, semua pekerjaan tuntas..tas…taaaaaassss……..!

Dengan perasaan gembira, saya pun pulang. Perjalanan dari Solo ke rumah hanya memerlukan waktu sekitar setengah jam. Maklum, rumahku lebih dekat ke Solo daripada ke Sragen. Jika ke Sragen, saya harus menempuh 40 km, sedangkan ke Solo hanya 15 km.

[caption id="attachment_157270" align="alignleft" width="300" caption="Segelas es degan seharga 2000"][/caption]

Di daerah Selokaton, atau tepatnya timur Polantas Selokaton, saya lihat beberapa mobil dan motor berderet di sebuah warung. Terlihat warung itu cukup sederhana. Namun, koq mobil-mobil bagus mau singgah? Ada apa, ya?

Saya pun menepikan mobilku. Bergegas saya masuk. Ternyata, warung itu menghidangkan es degan alias es kelapa muda. Konon, air kelapa muda wulung sangat baik bagi kesehatan. Air kepala muda mengandung isotonic yang lebih baik daripada dalam kemasan.

Begitu melihat gelas-gelas berjejer di depanku, tentu saja itu membuatku sangat tertarik. Langsung saya pesan segelas. Eh, ternyata suegeeeeeerrrrrr beneeeeeeeeeerrrrr…! Mantap sekali. Saya pun minta tambah segelas lagi. Ternyata, itu pun belum menghilangkan rasa hausku. Mungkin rasanya yang benar-benar yahud alias sueger bin dingin menyegarkan. He…he…he….!

[caption id="attachment_157273" align="alignleft" width="300" caption="Beragam kue lezat seharga 1000an juga tersaji"][/caption] Karena belum dapat menghilangkan rasa haus, saya pun pesan 2 porsi untuk dibawa pulang. Tak berapa lama, sebuah tas plastik sudah tersedia di depan mejaku. Itu berarti saya harus merogoh kocek. Kepada mas Hariyanto, si penjual, saya bertanya, “Berapa semua, mas?” Mas Yanto pun berhenti melayani pembeli sembari menoleh ke arahku. “Tadi Bapak pesan apa saja?” tanyanya kemudian. Saya pun menyebutkan sebuah roti, sebungkus kacang, dan empat gelas es degan. “Semua 9.500,” ujarnya kemudian. What ! Yang benar saja. Hampir saya tak percaya dengan harga itu. Namun, memang itu harganya. Luar biasa murah dan bergizi. Besok mampir lagi, ah. Habis, enak sih. He..he…he…! (www.gurumenulisbuku.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline