Lihat ke Halaman Asli

Johan Wahyudi

TERVERIFIKASI

Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

IGI Soloraya: Berbagi dan Tumbuh Bersama

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142096279188567586

[caption id="attachment_390069" align="aligncenter" width="640" caption="Tiga puluh orang guru menjadi Pengurus IGI Soloraya."][/caption]

Gagasan pendirian IGI berasal dari diskusi di mailing list antara guru dan para praktisi pendidikan sejak tahun 1980an. Kegiatan itu dilanjutkan dengan aksi nyata melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi guru dengan mengggunakan nama Klub Guru Indonesia (KGI). Aksi ini mendapat sambutan sangat baik dari para guru di berbagai kota di Indonesia. Setiap KGI mengadakan kegiatan, pesertanya selalu membeludak. Aksi ini menumbuhkan minat sebagian guru di daerah untuk mendirikan pengurus daerah dan cabang di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota. Pertumbuhan KGI makin pesat seiring apresiasi yang diberikan Mendiknas, Dirjen PMPTK dan beberapa pejabat di Kemdiknas, serta dukungan pemerintah daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota).

Dengan mempertimbangkan aspek legalitas yuridis, akhirnya segenap pengurus KGI Pusat mengajukan pengesahan ke Kementerian Hukum dan HAM sebagai organisasi profesi guru. Akhirnya, pada tanggal 26 November 2009, pemerintah mengesahkan KGI sebagai organisasi profesi guru dengan nama Ikatan Guru Indonesia (IGI)melalui SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06.Tahun 2009. Sejak saat itulah, semua atribut KGI seperti website, logo, alamat mailing list, nama tabloid, blog dan lain-lain diubah menjadi IGI. Melalui wadah IGI, diharapkan para guru dapat mengubah dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak lain dan sekaligus bersiap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa.

Kelebihan IGI

Sebagai organisasi profesi, IGI memiliki visi dan misi. Visi IGI adalah memperjuangkan mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru Indonesia, serta turut secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Visi ini dijabarkan dalam misi IGI, yaitu (1) Mewujudkan peningkatan mutu, profesionalisme, kesejahteraan, perlindungan profesi guru, dan pengabdian kepada masyarakat; (2) Menjadi sarana dan wadah interaktif guru untuk tukar-menukar pengalaman, ide, dan berbagi dalam cara mengajar, pendekatan, metode, strategi dan teknik mengajar, serta hal-hal baru dalam dunia pendidikan; (3) Memajukan pendidikan nasional, keguruan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk meningkatkan kemajuan pendidikan, mutu, profesionalisme, dan kesejahteraan guru.

Sesuai dengan slogannya, yakni Sharing and Growing Together(berbagi dan tumbuh bersama), IGI menekankan aspek kepedulian kepada sesame guru. Oleh karena itu, IGI tidak membebani anggotanya dengan iuran wajib. Iuran akan dikenakan jika IGI mengadakan kegiatan, seperti seminar, workshop, atau mengadakan musyawarah kerja organisasi. Bahkan, IGI sering mengadakan kegiatan gratis bagi anggota dan guru non-anggota karena kegiatan itu didukung oleh sponsor. Selain tanpa iuran, IGI juga aktif mengadakan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan guru, seperti pembimbingan penulisan karya ilmiah, penerbitan jurnal, dan penerbitan buku. Aktivitas ini merupakan daya tarik utama karena jarang sekali organisasi profesi aktif menyelenggarakan pelatihan. Atas kelebihan itu, kini IGI berkembang sangat pesat. IGI sudah memiliki kepengurusan di lebih dari 18 provinsi dan 50an pengurus cabang.

IGI Soloraya merupakan kepengurusan di tingkat cabang dengan Surat Keputusan Nomor 019/SK/IGI/IV/2014 tertanggal 17 April 2014. Penggunaan istilah Soloraya merupakan pilihan spontan karena saat itu sangat sulit mencari guru yang mau diajak bergabung ke organisasi profesi ini. Setelah berkomunikasi dengan rekan-rekan guru se-Soloraya, akhirnya diperoleh 30 guru yang bersedia menjadi pengurus IGI Soloraya untuk periode 2014-2018. Selama satu periode kepengurusan, semua pengurus IGI Soloraya akan berusaha membentuk kepengurusan di tingkat cabang masing-masing. Itu berarti, IGI di Soloraya akan memiliki kepengurusan baru di 7 kabupaten/ kota se-Soloraya, yaitu Kota Solo, Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

[caption id="attachment_390070" align="aligncenter" width="640" caption="Profil IGI Soloraya dimuat Koran Joglosemar kemarin (Sabtu, 10 Januari 2015)."]

142096307061943134

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline