Lihat ke Halaman Asli

Johanis Malingkas

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Menyelisik KKB Papua: Perlu Pendekatan Humanis!

Diperbarui: 14 Mei 2022   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Yahukimo,nama 4 suku yg bermukim Yali,Hubia,Kimyal,Momuna(sumber:kanoso bayage,via penghubung papua.go/kompas.com)

Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sudah saatnya mendapatkan perhatian secara serius dari kita semua. Bila tidak, aksi mereka akan membahayakan kehidupan masyarakat sipil termasuk aparat keamanan yang bertugas disana.

Beberapa aksi yang dilakukan KKB Papua, seperti di liris kompas.com yaitu mereka melakukan penyerangan terhadap pekerja, pembacokan, penembakan serta pembakaran  rumah dan sekolah di beberapa wilayah di Papua.

Diinformasikan kompas.com, awal bulan Mei 2022 satu personil Polri dan TNI mengalami luka tembak saat menghadiri ibadah minggu di Gereja Protestan Okbibab, Distrik Okbibab  Kabupaten Pegunungan Bintang Papua. Sebelumnya, 22 April 2022 anggota Marinir TNI AL Praka Dwi gugur dalam serangan oleh KKB di Pos Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar di Kaikote Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

Mengenal KKB Papua

KKB Papua adalah suatu kelompok yang sering menebar teror terhadap warga sipil maupun TNI dan Polri di wilayah Papua. Tujuan atau misi kelompok ini adalah untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kelompok yang awalnya bernama OPM(Organisasi Papua Merdeka) berdiri sejak tahun 1965 dan sering melakukan aksi di wilayah pegunungan di Papua. Beberapa kelompok yang dianggap rawan dari aksi mereka seperti Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.

Saat ini sudah terpetakan 5 kelompok dengan pemimpinnya yaitu Lekagak Telenggen, Egianus Kagoya, Jhoni Botak, Demianus Magai Yogi dan Sabinus Waker. Kelompok yang dikenal paling berbahaya adalah pimpinan Lekagak Telenggen dan Egianus Kagoya.

Upaya yang Sudah Dilakukan

Kalau kita telusuri upaya upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi aksi aksi yang dilakukan KKB Papua dengan menurunkan aparat militer yaitu TNI dan Polri agaknya belum memperlihatkan hasil yang diharapkan. Pihak TNI dan Polri melakukan dukungan keamanan dengan upaya damai. 

Saya sependapat dengan pernyataan Khairul Fahmi, pengamat militer ISESS (Institute for Security and Strategic Studies) bahwa upaya penanggulangan aksi KKB  Papua dengan pendekatan militer terbukti tidak mampu menghentikan aktivitas KKB di Papua. Semestinya  perlu dilakukan pendekatan yang juga melibatkan pihak lain selain TNI dan Polri.

Gunakan Pendekatan Humanis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline