Lihat ke Halaman Asli

Johanis Malingkas

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Menyelisik Budaya Perantau Orang Minahasa

Diperbarui: 14 April 2022   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Topil kompasiana (Diolah kompasiana dari sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Adalah menarik untuk membahas soal gaya hidup manusia yang merantau dan pulang kampung (pulkam) setelah sekian lama bermukim di luar daerah. Orang orang Minahasa yang merantau menganut nilai nilai budaya yang diwariskan oleh leluhurnya. Nilai nilai yang unik dan perlu dibahas sekilas disini.

Perantau orang Minahasa yang bermukim di Jakarta atau di kota-kota besar lainnya atau di daerah lain dikenal dengan istilah "Kawanua". Di Jakarta ada organisasi yang dikenal dengan nama Kerukunan  Keluarga Kawanua (KKK) atau K3. Di organisasi ini terhimpun orang orang yang berasal dari beberapa suku yang ada di Minahasa dan bergabung disana. Ada yang berasaal dari suku Tonsea, Tomohon, Tondano, Tountemboan dan Tounpakewa serta Bantik.

Beraneka ragam profesi anggota KKK ini. Ada tentara, polisi, pengusaha, pns (guru), pelaut,  pegiat seni dan budaya dan profesi lain yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

Nilai budaya tradisi adat Minahasa.

Orang Minahasa memiliki warisan budaya adat yang diturunkan kepada generasi turun temurun. Seseorang yang akan merantau ke luar daerah akan dibekali dengan wejangan dan pusaka warisan leluhur. Ada wejangan yang diturunkan oleh dotu (leluhur) bernama Ngeluan (kini dikneal nama/marga Nelwan) begini: Kemanapun atau dimanapun kau pergi dan berpijak maka tinggallah dan kuasailah. Jangan takut dan berbaurlah dan berbuat baik dengan siapapun.

Ada juga ungkapan: Siapa kau siapa aku. Menggambarkan rasa percaya diri yang tinggi bahwa manusia itu sama dan sederajat. Minahasa adalah daerah yang unik dan tidak pernah memiliki wilayah yang bernuansa kerajaaan sehingga sifat dan kepribadian yang tidak merasakan perlakuan perbedaan kelas antara kaum bangsawan dan rakyat tidak pernah dialami oleh warga Minahasa tempo dulu.

Ada pula budaya dan tradisi yang unik. Biar kalah nasi asal tidak kalah aksi. Budaya yang cenderung bikin ada orang Minahasa yang dianggap bergengsi tinggi. Biar hidup paspasan namun tidak mau kalah dalam penampilan, baik dalam berbusana dan penampilan dalam berbagai aktivitas pesta dan upacara tertentu. (ini yang bikin fenomena pamer perantau yang pulang kampung sukses maupun belum sukses dianggap biasa saja).

Catatan pribadi tentang perantau orang Minahasa.

Saya pernah membaca, mendengar dan bertemu langsung dengan orang orang perantau yang menarik untuk ditulis yang dapat digunakan sebagai penambah wawasan pengenalan sekilas.

Pertama, yang melatar belakangi orang Minahasa merantau adalah keinginan yang kuat untuk mengabdi kepada bangsa dan negara di dunia pendidikan. Guru berusia muda di kirim ke Sulawesi Tengah dan bekerja dan menetap disana. Ada anak  dari guru disana  datang kembali ke Manado antara lain jadi dosen bergelar guru besar di salah satu niversitas negeri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline