Arus kuat teknologi digital canggih melanda dunia termasuk Indonesia. Arus gelombang maha dahsyat ini sulit terbendung dan memasuki sendi sendi kehidupan manusia di era kini.
Tak bisa dipungkiri, metaverse menjadi aplikasi digital yang semakin tren dan diminati masyarakat dunia. Masyarakat Indonesia sadar atau tidak sudah dirasuki teknologi canggih ini.
Faktanya, fakultas kedokteran UNIKA Atmajaya dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mulai menggunakan teknologi metaverse dalam perkuliahan mahasiswa.
Dunia pendidikan kedokteran yang menggunakan fasilitas aplikasi metaverse ini akan lebih seru dan menarik. Para mahasiswa akan lebih mendalami pemahaman tentang tubuh manusia yang hanya dipahami melalui buku buku teks kedokteran.
Melalui metaverse, mereka akan lebih mengetahui seluk beluk terdalam misalkan tentang otak, jantung, ginjal dan cara kerja peredaran darah manusia secara digital yang seakan akan nyata.
Dunia pendidikan teknologi multimedia akan mendidik mahasiswa menjadi insan yang menguasai teknologi canggih sebagai potensi sumber daya manusia yang memiliki ipteks bidang multimedia canggih.
Informasi kedua institusi itu menunjukkan bahwa metaverse dapat dijadikan kurikulum mata kuliah di perguruan tinggi di Indonesia. Kurikulum metaverse, kenapa tidak?
Kendala
Penerapan kurikulum metaverse dalam dunia pendidikan tentu akan diperhadapkan dengan kendala.
Wajarlah bila sesuatu hal baru akan menimbulkan pro dan kontra. Apalagi kondisi negeri kita yang luas dan terdiri dari kepulauan dan masih terdapat wilayah yang disebut terpencil, terluar dan terkebelakang.