Lihat ke Halaman Asli

Johanis Malingkas

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Metaverse: Mendekatkan yang Jauh dan Menjauhkan yang Dekat!

Diperbarui: 26 Desember 2021   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

topil kompasiana(sumber:kompasiana.com)

Tulisan ini menjadi catatan akhir tahun 2021 mengenai metaverse. Istilah asing yang kini sedang hangat di bicarakan orang dibahas sesuai sudut pandang dan kaca mata masing masing.

Beberapa rekan kompasianer telah menuliskan apa itu metaverse, sejak kapan istilah ini muncul, siapakah yang menemukan, dampak positf dan negatifnya bagi manusia.

Saya ingin membahas secara sederhana sesuai apa yang sempat disimak dalam beberapa informasi di internet. Sebagai kompasianer yang suka membaca dan menelusuri informasi yang menarik dan lagi tren, persoalan metaverse menjadi titik perhatian pemikiran saya.

Metaverse adalah produk teknologi canggih yang berhasil di ciptakan manusia. Metaverse harus di akui sebagai program dalam dunia teknologi informasi yang dihasilkan akibat kecerdasan manusia. Ini harus diakui betapa hebatnya alam pikiran manusia yang diberikan Sang Pencipta sehingga mampu menghasilkan produk yang luar biasa ini.

Suka atau tidak suka tanpa disadari kita sudah berada dalam genggaman program metaverse ini. Kompasianer yang aktif juga berinteraksi menggunakan akun Facebook sudah mulai menerapkan metaverse. Facebook dengan program meta dan kelanjutannya di akun Whatapps (WA) boleh di katakan penerapan metaverse.

Kita dapat merasakan manfaat akun Facebook dan WA dalam kehidupan keseharian. Kita sering merasakan dekat dengan seseorang saudara, kenalan dan orang lain yang berada jauh jaraknya dengan kita. Namun kerap kita melupakan orang terdekat dalam rumah kita sendiri. Facebook dan WA memang di perlukan dalam komunikasi namun bila kita lupa dan salah menggunakannya akan berakibat hal yang tidak kita inginkan.

Bahkan sisi negatif program meta ini menimbulkan persoalan baru dimana data pribadi kita di manfaatkan dan di salahgunakan pihak lain untuk kepentingan pribadinya. Belum lagi perselisihan dan konflik intern yang kerap terjadi dalam keluarga akibat program meta ini.

Ya, tak bisa dipungkiri perkembangan dan kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi di dunia terus berkembang dengan pesatnya. Metaverse dianggap teknologi informasi super canggih yang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia kini dan masa depan. Metaverse akan berdampak positif dan negatif terhadap kehidupan dunia sosial, ekonomi, budaya, politik dan keamanan sehingga perlu di waspadai dan diantisipasi sejak dini di negeri ini.

Apakah masyarakat kita yang tinggal di negara kepulauan yang luas ini telah siap menghadapi arus dan gelombang perkembangan teknologi informasi yang maha dasyat ini?

Kalau kita menelusuri informasi perkembangan dunia informasi maka pada hakekatnya persoalan munculnya program metaverse ini sudah diingatkan futurulog Alvin Toffler. Penulis dan futurulog Amerika yang populer dengan karya karya membahas revolusi digital, revolusi komunikasi dan singuliaritas teknologi, mengingatkan kita buku buku seperti "Future Shock"(Kejutan Masa Depan) dan Gelombang Ketiga.

Program metaverse ini memang sudah di ramalkan Alvin Toffler akan terjadi di dunia ini dengan teori gelombang ketiga yaitu teknologi informasi dan komunikasi. Gelombang pertama bidang pertanian dan gelombang kedua bidang industri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline