Mangrove. Ini nama lain dari Bakau. Pohon yang tumbuh dan berkembang pesat di sepanjang tepi pantai.
Bagi mereka yang hidup di kawasan tepi pantai, tanaman atau pohon mangrove sudah tidak asing lagi. Ini menjadi pemandangan alam keseharian. Fungsi dan manfaat mangrove ini begitu urgen demi memelihara keseimbangan alam. Mangrove yang tumbuh lebat di pantai ini menjadikan dia disebut hutan mangrove dan lazimnya dikenal dengan hutan bakau.
Kehadiran hutan bakau menjadi penting dalam mencegah terjadinya erosi tanah ke laut (abrasi) dan masuknya air laut ke daratan (intrusi). Selain itu, manfaatnya menjadi tempat kehidupan satwa seperti bekantan, kera dan burung-burung serta dikawasan ini tumbuh dan berkembang biak kepiting dan udang.
Kerap juga kawasan hutan bakau ini dijadikan objek wisata alam.
Disinyalir keberadaan fungsi dan manfaat hutan bakau saat ini mengalami ancaman. Ulah manusia yang merusak ekosistim dengan merusak atau memotong nya menjadi kayu bakar dijadikan arang. Lebih parah lagi adanya pengusaha yang memusnahkannya untuk menjadikannya kawasan reklamasi pantai.
Hal terakhir itulah yang menimbulkan pro kontra kepentingan antara sisi ekonomi (pengusaha) dengan pemerhati lingkungan hidup.
Baru baru ini dalam rangka peringatan hari mangrove se dunia saya sempat menyimak tulisan kompasianer Acep Furqon yang menarik tentang mangrove. Ada juga artikel kompasianer Puji Handoko.
Saya anggap aktivitas memperhatikan dan peduli terhadap pelestarian hutan bakau ini perlu di tumbuh kembangkan kepada masyarakat. Setiap upaya untuk konservasi hutan bakau oleh pihak manapun perlu di dukung dan di apresiasi.
Oleh sebab itu, saya perlu mengapresiasi aktivitas riset terapan unggulan dari kolega di Universitas Sam Ratulangi Manado.
Ya, saat ini Dr Ir Rignolda Djamaluddin, MSc, dosen Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Unsrat sedang melakukan penelitian atau riset yang berkaitan dengan mangrove. Riset Terapan Unggulan Unsrat ini dilaksanakan di kawasan pantai Malalayang 2 yang dikenal dengan pantai Kinamang. Dr Rignolda yang kini sebagai Ketua Pengelolaan dan Pengembangan Kuliah Kerjanyata Terpadu (KKT) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) membuat beberapa kontruksi rekayasa pantai sebagai media penanaman anakan mangrove di tepi pantai.
Nah, tulisan ini mengenai perkembangan sementara dari riset unggulan tersebut serta foto kegiatan.