"Jangan risau tentang rektor asing, di dunia pendidikan
dimanapun tidak bisa maju kalau tidak mau kolaborasi"
(Menristekdikti, Mohamad Nasir).
Pernyataan diatas disampaikan Menristekdikti ketika meluncurkan perguruan tinggi swasta baru yaitu Universitas Siber Asia yang dipimpin rektor asing.Prof Jang Youn Cho, CPA diperkenalkan sebagai rektor asing pertama di Indonesia yang akan memimpin universitas ini.
Prof Jang Youn Cho pernah jadi dosen dan profesor di Amerika. Ia punya pengalaman memimpin perguruan tinggi di Hankuk University di Korea Selatan. Meraih gelar BA dalam Publik ADM di Universitas Studi Luar Negeri Hankuk, Master akuntansi profesional di Universitas Texas di Arlington kemudian PhD akuntansi di Universitas Florid, Sekolah Fisher Akuntansi.
Universitas Siber Asia yang akan dipimpinnya merupakan kolaborasi dan kerjasama antara Universitas Nasional Jakarta dengan Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan.
Universitas Siber Asia(USA) jadi perguruan tinggi pertama di Indonesia dengan sistem berbasis online(daring). Mahasiswa yang akan kuliah bukan hanya dari Indonesia namun juga mahasiswa dari negara-negara lain, misalkan dari kawasan Asia Tenggara, Asia Barat dan Afrika.
Kehadiran rektor asing ini sejatinya harus bisa menjadikan universitas yang dipimpinnya semakin berkualitas dan memiliki daya saing di tingkat internasional. "Targetnya adalah meningkatkan APK (Angka Partisipasi Kasar), mutu harus jadi baik, daya saing nanti di tingkat internasional" tutur Menristekdikti.
Menristekdikti mengharapkan perguruan tinggi di Indonesia tidak usah kuatir dengan wacana rektor asing. Adanya kerjasama dan kolaborasi dengan tenaga asing niscaya akan terjadi peningkatan kualitas perguruan tinggi di Indonesia.
Nah, dengan akan diberlakukan rektor asing di Indonesia melalui Universitas Siber Asia artinya telah menjawab wacana antara pro kontra rektor asing di negeri ini. Menurut rencana USA ini akan dioperasikan mulai tahun ini.
Salam Kompasiana.
Manado, 31 Agustus 2019.
Sumber: kompas.com; tribunnews.com;