Mangedo itu istilah bahasa Tonsea buat peristiwa alam gempa bumi. Orang Tonsea adalah nama salah satu sub suku Minahasa yang mendiami kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.
Sebutan Mangedo ini sudah jarang bahkan tidak terdengar lagi dari orang-orang Minahasa dan Manado ketika terjadi gempa bumi saat ini. Sebutan yang kini lazim terdengar adalah "tanah goyang". Ketika saya masih kecil bila terjadi gempa bumi masih terdengar sebutan dimana-mana...mangedo..mangedo...mangedo.
Gempa bumi di waktu siang atau malam waktu itu selain teriakan kata "mangedo" bagai koor dan bersahut-sahutan oleh masyarakat disertai dengan bunyi suara pukulan pada dinding rumah papan atau bambu secara terus menerus selama gempa berlangsung. Kadang juga keluarga yang punya kaleng kosong akan memukul-mukul kaleng tersebut sehingga terdengar suara khas nya.
Ya, saat ini jaman sudah berubah. Peristiwa gempa bumi ini terdeteksi lewat informasi radio, televisi maupun status warga lewat telepon genggam. Tidak ada lagi istilah "mangedo" keluar dari mulut warga di tanah Tonsea kini Minahasa Utara.
Hilangnya penggunaan istilah mangedo terhadap peristiwa gempa bumi ini karena para orang tua sudah tidak melestarikannya secara kontinu kepada generasi selanjutnya. Mungkin saja generasi milenial ini akan bingung sendirinya dan tidak lagi mengenal bahasa daerah ini.
Sebagai warga masyarakat yang mendiami wilayah yang rawan terjadi gempa bumi, selain paham terhadap bahasa daerah ini juga diharapkan paham terhadap cara-cara kesiapsiagaan hadapi gempa bumi tersebut.
Kalau di cermati apa sebenarnya dibalik fenomena masyarakat meneriakkan mangedo secara lantang, memukul-mukul dinding papan, kaleng kosong ketika gempa sedang berlangsung adalah tujuannya menghilangkan rasa takut. Membangunkan orang lain yang mungkin sedang tertidur lelap agar siaga atau jangan sampai tertimpa bangunan rumah atau pohon yang tumbang di dekat rumah.
Saya rasa di daerah lainnya di negeri ini punya cara-cara spesial dan tradisional orang-orang menghadapi peristiwa gempa bumi.
Nah, artikel sederhana ini hanya ingin mengingatkan kembali bahwa soal gempa bumi istilah daerah "mangedo" sudah dianggap hilang. Selain itu, saatnya di pertimbangkan agar pemahaman kesiapsiagaan masyarakat hadapi gempa bumi ini dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Dengan maraknya informasi lewat media sosial maka pihak instansi terkait secara rutin mengkampanyekan dan mengsosialisasikan cara cara praktis dalam menghadapi peristiwa gempa bumi kepada seluruh masyarakat di tanah air.
Semoga bermanfaat.